Berbasis pada kerja-kerjanya selama kurang lebih empat tahun, Flores Writers Festival kemudian tertarik untuk melacak makna subjek: manusia yang hidup, menjadi aktor sosial, menggerakkan, digerakkan dan memaknai seluruh gerak perubahan. Tema pengelana/wanderer melalui frasa Pana Betodipilih untuk menavigasi gagasan ini.
Beberapa pertanyaan kunci dimunculkan: bagaimana watak pengelana dipinjam dan digunakan untuk melihat perjalanan ke dalam dan keluar konteks sosial tertentu?Bagaimana melihat dan membaca konteks sosial tertentu dari kacamata pengelana? Bagaimana pengelana menegosiasi nilai-nilainya dengan nilai-nilai tempatan? Bagaimana pengelana memaknai tiap detik pertemuan dan menjadikannya bagian dari seluruh perjalanannya? Jika dalam sejarah, penjelajah pada akhirnya kerap menjadi penguasa suatu budaya, pengelana justru menjadi subjek bebas yang berbagi agensi dengan warga lokal.
Baca Juga:
Pengunjung Mencapai 80 Ribu Orang, Festival Bunga dan Buah Tahun 2024 Resmi Ditutup
Pengelana amat bergantung pada penerimaan dan tumpangan warga lokal dan memainkan peran sebagai pencerita, berbagi imajinasi tentang batas-batas terluar yang pernah mereka kunjungi.
"Pana Beto", frasa dalam bahasa Lamaholot ini menerjemahkan gagasan soal pengelanaan. Pana Beto berarti 'pergi dan kembali'. Seseorang keluar dari kampung, berkelana untuk mencari penghidupan kemudian kembali ke kampung dengan bekal yang dibawa serta dari tempat-tempat yang ia kunjungi.
Frasa Pana Beto menyiratkan proses ulang-alik antara titik tolak dan tujuan. Perjalanan dalam gagasan ini selalu berarti proses dialektis yang saling memperkaya pengenalan subjek tentang diri dan seluruh proses perjalanan dari mana ia berasal dan ke mana cita serta cintanya ia tujukan. Pana Beto juga ingin meyoal pengenalan kita akan identitas diri.
Baca Juga:
Menjelang Hari H Festival Bunga dan Buah, Bupati Karo Bersama OPD Tinjau Lokasi
Wandering Within, pengenalan ke dalam, membaca lokalitas secara kritis dan terbuka, melampaui kecenderungan etnosentrisme dan postkolonialisme yang sempit. Pada akhirnya, Pana Beto juga bermakna undangan.
Satu imperatif etis untuk jangan malu-malu bertamu atau bahkan kembali ke rumah, tempat dari mana kita berasal.
Pana Beto Pada perhelatannya yang keempat ini, Flores Writers Festival melaksanakan tiga program utama;