Salah satunya, Densus 88 membantu membangun TK dan Yayasan Hubul Wathon Indonesia.
“Setelah TK diresmikan, ketika itu Pak Martinus memberi tantangan kepada saya, bisa tidak membuat wadah (agar) orang-orang seperti kamu sejahtera? Setelah tantangan beliau tadi, saya kumpulkan teman-teman, kita buat Yayasan Hubul Wathon, (yang) cinta tanah air,” terang dia.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Hendi lantas bercerita, proses pendampingan ini krusial karena ia bisa kembali punya tujuan. Efeknya, tidak lagi terjebak dalam kelompok ekstrem. Hendi tidak sendirian, tapi ia bersama kelompok napiter lain juga merasa hal sama.
“Bukan badan kita, tetapi hati yang disentuh. Insya Allah dengan hati cepat selesai. Dari itu kita sudah menilai bahwa Densus tidak setengah hati."
Usulan pembubaran Densus 88 ramai dibicarakan publik setelah anggota DPR RI Fadli Zon mengunggah cuitan lewat akun Twitter pribadinya, Selasa (5/10). Ia mengatakan narasi terorisme tidak lagi dipercaya publik dan berunsur islamofobia. Untuk itu, kata Fadli, Densus 88 dibubarkan saja.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
“Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamofobia. Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja. Terorisme memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas,” kata Fadli Zon dikutip dari cuitannya di media sosial Twitter @fadlizon. [non]