NTT.WAHANANEWS.CO-Kota Kupang| Sampah adalah persoalan yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Nusa tenggara Timur tetapi menjadi isu global yang terus disuarakan untuk penyelesaiannya. Dalam konteks terjadinya perubahan iklim, sampah telah menjadi penyumbang besar polusi udara dan berkontribusi pada meningkatnya krisis iklim saat ini.
“Kita tahu bahwa sampai hari ini, sampah ini masih menjadi masalah dari setiap pergantian rezim yang berkuasa di negara ini. Jadi hampir di setiap provinsi di Indonesia termasuk di Nusa tenggara Timur, persoalan tata kelola sampah itu belum bisa terlaksana dengan baik meskipun sudah ada kebijakan pengelolaan sampah yang dibuat oleh pemerintah, jadi implementasinya itu yang masih membutuhkan energi yang besar, kinerja yang serius dari pemerintah untuk bisa mengoptimalisasikan kebijakan ini”, ujar Gres Gracelia, Staf Advokasi WALHI NTT.
Baca Juga:
Bereskan Sampah di Pantai Kedonganan, TNI Bergerak, Kerahkan Personil
Menurut Gres, kebakaran sampah yang sering terjadi di setiap provinsi di Indonesia merupakan bagian dari sistem tata kelola sampah yang tidak efektif. Sistem kumpul angkut dan buang sampah yang diterapkan menjadi bukti ketidakseriusan dalam penanganan sampah yang ada.
“Ini memerlukan kesadaran semua pihak, bukan hanya kepada masyarakat tetapi bagi para pengusaha yang juga berkewajiban yang mengelola sampahnya, dimana secara implementasinya mereka belum melaksanakan dengan baik. Ini menjadi PR besar bukan hanya oleh masyarakat ya dalam hal mengelola sampah rumah tangga nya tapi bagaimana juga pemerintah harus eee bisa memaksa ataupun memberikan sanksi kepada perusahaan yang memang tidak melaksanakan kewajibannya untuk bagaimana mengembalikan sampah-sampah yang sudah diproduksi dalam jumlah yang besar,” kata Gres.
Peringatan Hari Peduli Sampah Naisonal 2025 memiliki makna agar masyarakat tidak hanya memiliki kepedulian yang besar tentang bagaimana membuang sampah pada tempatnya, tetapi pemrosesan akhir dari sampah itu sendiri. Sistem Open dumping sampah atua penimbunan sampah secara terbuka telah membuat tumpukan gunung sampah yang berakhir begitu saja di TPA.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: Sampah Menuju Energi Bersih dan Lingkungan Sehat
“Sampah-sampah di TPA ini mau dikemanakan? Apakah ada pemrosesan selanjutnya di TPA? Ataukah itu hanya menjadi tempat kita meninggalkan seluruh sampah-sampah kita dan kemudian mencemari lingkungan yang ada disitu, ataukah pemerintah sudah menyiapkan strategi khusus bagaimana pemrosesan di TPA ini," ujarmya.
"Kita peduli sampah itu artinya, kita bisa memastikan kalau sampah ini berakhir dengan proses yang benar, tidak merugikan pihak lain dan berdampak besar terhadap lingkungan disekitarnya. Saya harap pemerintah yang baru terpilih ini benar-benar komitmen dan peduli terhadap masalah sampah yang ada, berikan perhatian serius dalam hal pemberian anggaran khusus untuk proses penanganan sampah yang sampai saat ini menjadi PR besar,” ucap Gres. [frs]