Ketika Akses Terbatas, Kolaborasi Menjadi Jalan
Dalam banyak kasus, keluarga pasien menghadapi dua hambatan utama: biaya dan akses terhadap dokter spesialis. Operasi bibir sumbing dapat menelan biaya jutaan rupiah, dan tenaga bedah plastik sangat terbatas di wilayah Flores.
Baca Juga:
PLN UP3 Rantauprapat Beri 70 Paket Sembako Bagi Keluarga Miskin dan Bangun Sumur Bor Masjid
Di sinilah peran kolaboratif berbagai lembaga terasa nyata. Yayasan Permata Sari memberikan dukungan medis dan pendanaan, Yayasan Santa Elisabeth Lela mengorganisir fasilitas rumah sakit, sementara Koperasi Swasti Sari ikut membantu pembiayaan operasional. Pemerintah daerah hadir untuk memastikan proses berjalan lancar dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan.
Upaya ini memperlihatkan wajah lain dari gotong royong: ketika lembaga swasta, yayasan kemanusiaan, dan pemerintah bergabung, akses kesehatan yang dulu terasa jauh kini menjadi nyata di depan mata.
Tujuan yang Sederhana, Namun Bermakna
Baca Juga:
Kejatisu Donorkan Darah
Tujuan bakti sosial ini merangkum esensi dari tindakan medis yang humanis:
1. Memulihkan fungsi tubuh—agar anak dapat makan dan berbicara dengan baik.
2. Memulihkan rasa percaya diri—agar mereka dapat bersekolah dan bermain tanpa rasa malu.