Lebih lanjut, Evy mengungkapkan bahwa rasio desa berlistrik di Indonesia telah mencapai 99,7% per 2021.
Meski begitu, dari angka tersebut, masih ada lebih dari 4.700 desa yang dilistriki secara mandiri dan belum menikmati listrik PLN.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Pemerintah Beri PLN Kewenangam Kelola Ekspor-Impor Listrik Demi Tingkatkan Efisiensi dan Keamanan Energi
Desa-desa ini mayoritas berada di wilayah di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) yang sulit dijangkau.
Adapun rasio desa berlistrik PLN baru mencapai 90,78%. Menurut estimasi yang ada, total investasi untuk bisa mengebut target 100% desa berlistrik PLN perlu Rp 18 triliun.
Evy berujar, upaya untuk melistriki desa 3T bukannya tanpa tantangan. Lantaran mayoritas berada di wilayah 3T dengan akses yang sulit, maka upaya melistriki daerah 3 T, kata Evy, tidak feasible dari kacamata bisnis. Evy mencatat, dibutuhkan dana paling tidak Rp 25 juta hingga Rp 455 juta per KK untuk bisa melistriki satu kepala keluarga (KK) di desa terpencil.
Baca Juga:
Ada Permintaan Biaya Pemindahan Tiang Listrik, ALPERKLINAS Imbau Konsumen Tanya Langsung Ke PLN
“Untuk itu, di sinilah peran PMN hadir agar seluruh masyarakat meski di desa tetap bisa mendapatkan akses listrik,” tandas Evy. [frs]