Daya motor-motor tersebut pun dapat diisi ulang. Sebanyak 48 motor digunakan dalam parade ini. Sebagian besarnya merupakan motor hasil konversi, dari motor bahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik hasil modifikasi bengkel lokal.
“Motor ini dulunya adalah motor BBM, kemudian di-retrofit (modifikasi lampu). Mesinnya diubah menjadi motor listrik sekaligus baterainya,” papar Darmawan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Menurut Darmawan, kreativitas para modifikator di bengkel-bengkel lokal di NTT mengagumkan dan telah sesuai arahan pemerintah yang ingin mengubah kendaraan berbasis BBM menjadi kendaraan berbasis energi listrik.
Selain dapat mengalihkan kekuatan energi domestik, aktivitas modifikasi ini juga akan menggerakkan produktivitas masyarakat. Parade kali ini merupakan wujud komitmen PLN dalam mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik yang modern.
Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20. Sebagai tuan rumah, Indonesia pun menginisiasi peralihan penggunaan energi. Dari energi fosil berbasis impor, menjadi energi baru terbarukan (EBT) berbasis domestik yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Selain mengurangi emisi CO2, Darmawan menuturkan, motor listrik yang digunakan dalam parade juga telah menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar. Sebagai garda terdepan dalam proses transisi energi, PLN berkomitmen melakukan pengembangan infrastruktur secara masif.
Hal itu diwujudkan antara lain dengan perluasan jaringan dan jangkauan pengisian daya kendaraan listrik. Termasuk, pembangunan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di berbagai wilayah di Indonesia.
Hingga Mei 2022, PLN telah membangun 129 unit SPKLU yang terdiri dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pengisian cepat (fast charging) dan pengisian sangat cepat (ultra fast charging) yang tersebar di 98 titik.