"Dengan keprihatinan bahwa angka yang marak di Manggarai barat, di tengah label pariwisata super premium, di sisi lain terjadi dampak negatif dari pariwisata itu sendiri. Kami melihat banyak kekerasan yang terjadi, khususnya pada perempuan dan anak sehingga kami dari lembaga dan seluruh masyarakat dan ada FKUB lintas agama punya komitmen untuk memerangi human trafficking dan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Dia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir kasus kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
"Kami dapat katakan 40 persen kasus itu perempuan dan anak, untuk human trafficking, karena Labuan bajo merupakan daerah transit, korbannya bukan hanya di Manggarai Barat, tapi dari Bajawa, Ende dan Nagekeo," katanya.
Tidak hanya melakukan aksi seribu lilin, lanjut dia, dilakukan juga novena bagi korban human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak selama 9 hari ke depan.
"Dan pada puncaknya pasa 8 Februari nanti, kami akan melakukan perayaan ekaristi bersama Yang Mulia Bapak Uskup Ruteng di Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo," paparnya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Selama novena hingga perayaan ekaristi, akan dilakukan juga pembagian leaflet dan spanduk di beberapa tempat untuk mengkampanyekan stop human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Di kesempatan yang sama, Sekda Mabar, Fransiskus S. Sodo mendukung kegiatan tersebut, sehingga secara kolektif memerangi human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung stop human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak sejak lingkup rumah tangga.