WahanaNews-Labuanbajo | Aksi seribu lilin di Patung Caci memperingati hari anti human trafficking (perdagangan manusia) sedunia ke-8 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Minggu 30 Januari 2022.
Masa aksi juga membawa baliho bertuliskan "Bersama Doa St Arnoldus Yansen, Sta Yosefin Bakhita dan Sta Maria Pengurai Simpul Masalah Kita Menyatakan Stop Human Trafficking dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga'.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Hadir dalam kesempatan itu Koordinator JPIC Flores Barat dari Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak, Suster Maria Yosephina Pahlawati, SSpS, Sekda Mabar, Fransiskus S. Sodo, Camat Komodo, Yohanes Rinaldo Gampur, perwakilan Polres Mabar, Perwakilan GMIT, perwakilan OMK, forum anak dan Rumah Aman, serta para simpatisan.
Aksi tersebut berjalan dengan khusyuk dan dikawal personel dari Polres Mabar.
Koordinator JPIC Flores Barat dari Rumah Singgah Perlindungan Perempuan dan Anak, Suster Maria Yosephina Pahlawati, SSpS mengatakan, aksi tersebut merupakan komitmen bersama untuk memerangi human trafficking dan KDRT.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Semua yang hadir merupakan simpatisan yang punya komitmen dan pro terhadap kehidupan. Kami dari Jpic SSpS Flores Barat punya komitmen khusus terhadap isu kemanusiaan terkait human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak," katanya.
Menurutnya, perkembangan Labuan Bajo yang telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas memiliki dampak signifikan terhadap kemajuan dan pembangunan daerah.
Namun demikian, saat ini pun tercatat angka kasus human trafficking dan KDRT dinilai semakin meningkat di daerah itu.
"Dengan keprihatinan bahwa angka yang marak di Manggarai barat, di tengah label pariwisata super premium, di sisi lain terjadi dampak negatif dari pariwisata itu sendiri. Kami melihat banyak kekerasan yang terjadi, khususnya pada perempuan dan anak sehingga kami dari lembaga dan seluruh masyarakat dan ada FKUB lintas agama punya komitmen untuk memerangi human trafficking dan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.
Dia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir kasus kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat.
"Kami dapat katakan 40 persen kasus itu perempuan dan anak, untuk human trafficking, karena Labuan bajo merupakan daerah transit, korbannya bukan hanya di Manggarai Barat, tapi dari Bajawa, Ende dan Nagekeo," katanya.
Tidak hanya melakukan aksi seribu lilin, lanjut dia, dilakukan juga novena bagi korban human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak selama 9 hari ke depan.
"Dan pada puncaknya pasa 8 Februari nanti, kami akan melakukan perayaan ekaristi bersama Yang Mulia Bapak Uskup Ruteng di Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo," paparnya.
Selama novena hingga perayaan ekaristi, akan dilakukan juga pembagian leaflet dan spanduk di beberapa tempat untuk mengkampanyekan stop human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Di kesempatan yang sama, Sekda Mabar, Fransiskus S. Sodo mendukung kegiatan tersebut, sehingga secara kolektif memerangi human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung stop human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak sejak lingkup rumah tangga.
"Kita berharap dengan doa St Arnoldus Yansen, Sta Yosefin Bakhita dan Sta Maria, menjadi peneguhan yang besar bagi kita untuk menghentikan human trafficking dan kekerasan dalam rumah tangga," katanya. [rda]