WahanaNews-Labuanbajo | Kelestarian mata air di kawasan hutan Bowosie yang sedang dikembangkan menjadi kawasan wisata oleh Badan Pelaksanan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
"Dalam pengembangan kawasan otorita, kami juga melakukan studi hidrogeologi terpadu dan analisis dampak lingkungan. Sehingga kita bersama-sama bisa menjamin kelestarian mata air yang ada di kawasan tetap terjaga dan tidak akan mengganggu suplai untuk warga setempat," jelas Direktur Destinasi BPOLBF, Konstant Mardinandus Nandus, di Labuan Bajo, Selasa (1/3/2022) siang.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Ia mengatakan, pengembangan pariwisata di kawasan hutan Bowosie, masuk dalam prinsip keberlanjutan lingkungan hidup.
Karena itu, rencana pembangunan tetap mempertimbangkan fungsi ekologi kawasan hutan tersebut.
Konstant menjelaskan, pengembangan pariwisata di hutan itu terbagi ke dalam beberapa zona dengan persentase tertentu. Yakni zona budaya sebesar 6,51 persen dari 26 hektar dan 22,23 persen dari 88,73 hektar.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Zona santai 5,13 persen dari 20,49 hektar dan 10,60 persen dari 42,32 hektar. Zona alam 22,36 persen dari 89,25 hektar dan zona petualangan sebesar 33,17 persen dari 132,43 hektar.
Konstant menjelaskan, rencana pembangunan ke kawasan akan dimulai pada Bulan Maret 2022 dan akan dilanjutkan pembangunan dan penataan sarana prasarana pariwisata.
"Pembangunan tersebut ditargetkan akan selesai pada tahun 2024. Penyerapan tenaga kerja dipastikan akan dimulai sejak awal pembangunan dikerjakan," ujarnya.