Ngada-NTT.WahanaNews.co| Kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini belum terlihat memuaskan. Dimana-mana masih terdapat potret yang dinilai belum maksimal, sehingga membuat para pemangku kepentingan mengambil tindakan tegas demi memajukan kualitas pendidikan.
Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena menilai bahwa sistem pendidikan di NTT perlu perbaikan. “sistem pendidikan hari ini menurut kita yang sama-sama lihat perlu kita bikin banyak perbaikan,” pungkas Melki Laka Lena saat tatap muka bersama Korwas, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Ketua Osis SMA/SMK dan SLB se Kabupaten Ngada di SMAN 2 Bajawa, Rabu (17/9/25).
Baca Juga:
OPM Bakar Guru dan Nakes Hidup-hidup di Yahukimo, Natalius Pigai Beri Respons Keras
Melki Laka Lena mengungkapkan, dulu ketika tinggal (tahan-red) kelas orang tidak merasa malu, baik anak, guru maupun orang tua. Namun saat ini ketika hal itu terjadi semuanya serba malu, padahal sebenarnya anak itu tidak mampu, artinya anak itu tidak layak naik kelas.
Ia mengatakan, sekarang ini jika ada anak yang tahan kelas, maka yang bersangkutan akan dipindahkan dan secara otomatis akan naik. “ini kan tidak sehat sekolah model begini,” ketus Melki Laka Lena.
Baca Juga:
Buka Turnamen Liga 3 ETMC Rote Ndao, Viktor Laiskodat Puji Penampilan 500 Pelajar Penari Kolosal
Bagaimana mau membuat masa depan anak-anak kita dengan model seperti ini, hanya untuk mendapatkan kebanggaan semu dari orang tua, sekolah dan anak tersebut, sehingga membiarkannya untuk dimanja dalam hal pendidikan, tutur dia.
Lebih lanjut Melki Laka Lena bilang, kualitas pendidikan bisa jadi baik tergantung dari faktor orang tua, murid, guru, kepala sekolah, pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten. “ini semua harus kita mulai ada perbaikan. mau sampai kapan kita buat model begini,” ungkapnya tegas.
Kedepan kata dia, untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan di NTT, pihaknya akan melakukan tindakan “keras kaku”. Menurut Melki Laka Lena, tindakan ini dilakukan kepada siswa-siswi yang tahan kelas agar tidak dipaksakan untuk naik meskipun dipindahkan ke sekolah lain.