WahanaNews-NTT | Pekan lalu, balapan Asia Talent Cup (ATC) sekaligus lomba perdana di Sirkuit Mandalika mengalami penundaan lantaran masalah Marshal.
Seperti diketahui, penundaan Race 1 dan 2 putaran ketiga ATC sedianya dijadwalkan berlangsung pada akhir pekan lalu (12-14/11/2021). Ajang tersebut sekaligus menjadi inagurasi Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga:
WSBK Mandalika Rugi Rp100 M? Anak Buah Erick Buka-Bukaan
Alih-alih melihat dan menilai sejauh mana kelayakan trek sepanjang 4,310 km dengan 17 tikungan tersebut untuk menggelar balap sekelas World Superbike (WSBK) dan MotoGP, lomba ATC justru ditunda, salah satunya hanya karena jumlah Marshal yang kurang.
Alhasi, dua balapan di putaran ketiga ATC akan ‘ditumpuk’ pada putaran keempat atau penutup, akhir pekan ini (21-22/11/2021). Kondisi akan kian pelik karena pada akhir pekan nanti juga akan digelar balapan terakhir WSBK dan World Supersport (WSSP).
Bagi pencinta balap, tentu tidak asing melihat sejumlah orang berseragam overall warna oranye (ada juga warna lain meskipun sebagian besar Marshal berseragam oranye) di sisi lintasan saat akhir pekan balapan berlangsung. Ya, dalam olahraga balap, para personel ini disebut Marshal.
Baca Juga:
Ini Alasan Jumlah Marshal MotoGP di Mandalika Sama dengan WorldSBK
Dilansir dari laman Motorsport.com (18/11/2021), secara umum, tugas mereka adalah membantu pembalap jika terjadi tabrakan, kecelakaan, atau trek yang mengalami masalah. Mereka terlihat hampir di semua area sirkuit. Tetapi utamanya di area-area yang berisiko terjadi insiden atau kecelakaan.
Mereka ini biasa terdiri dari tim yang dipimpin oleh seorang Chief Track Marshal. Ia bertanggung jawab atas supervisi hingga briefing kepada anggota untuk tugas harian, alokasi pekerjaan hari per hari, dan kadang sampai pada melatih seluruh Marshal untuk penanganan kecelakaan, sinyal bendera, hingga memadamkan api.
Chief Marshal memiliki garis komando tugas dengan para personel Clerk of the Course. Karenanya, ia harus bekerja sama erat dengan Race Direction, Chief Steward, dan ofisial senior lainnya untuk persiapan balap, selama balap, dan post-race.
Tugas para Marshal ini memang vital. Mereka menjadi mata dan telinga Race Direction hingga tim Steward karena berada langsung di sisi lintasan.
Para Marshal ini harus mampu memberikan informasi kepada para pembalap terkait kondisi lintasan lewat bendera maupun sinyal, menilai kondisi lintasan, ikut mengawasi gaya para pembalap (membahayakan atau tidak), hingga membantu pembalap jika terjadi insiden atau kecelakaan.
Karena itulah mereka tidak jarang juga mengenakan seragam anti-api seperti pemadam kebakaran, sepatu bot untuk pekerja lapangan, hingga alat-alat penunjang keadaan darurat seperti ambulans, serta truk dan alat pemadam kebakaran.
Marshal juga harus piawai dalam berkomunikasi karena berdasarkan informasi dari merekalah para Steward yang bertugas bisa membuat keputusan yang tepat.
Kompleksnya tugas tim Marshal membuat mereka biasanya dibagi ke dalam beberapa tim berdasarkan tugasnya. Berikut beberapa tipe Marshal yang biasa terlihat di Formula 1 dan MotoGP.
Trackside Marshal: Mungkin Marshal tipe ini yang paling sering terlihat di televisi. Tugas mereka adalah memastikan trek dalam kondisi bersih dari benda-benda yang berpotensi menimbulkan kecelakaan. Mereka juga ikut membersihkan lintasan dari serpihan bodi atau komponen kendaraan, menata kembali gravel, hingga membersihkan oli atau cairan yang tercecer usai kecelakaan.
Flag Marshal: Tipe Marshal lain yang sering terlihat adalah Flag Marshal. Mereka bertugas memberikan sinyal penting untuk pembalap terkait kondisi lintasan.
Untuk mengingatkan pembalap terkait potensi kecelakaan karena ada mobil yang selip misalnya, mereka mengibarkan bendera kuning (yellow flag) untuk kemudian bendera hijau (green flag) saat trek sudah bersih. Kadang, Marshal ini juga mengibarkan chequered flag saat balapan selesai.
Pit Marshal: Mereka biasanya berada dalam grup dan berada di pit lane dan berjaga jika terjadi insiden di pit. Di F1, senggolan di antara mobil yang akan masuk dan keluar pitbox memang rentan terjadi. Beberapa Pit Marshal juga dilengkapi speed gun untuk memastikan pembalap tidak melebihi limit kecepatan di pit lane.
Startline Marshal: Para Marshal ini berperan krusial saat start dengan memastikan seluruh mobil sudah berada di grid yang tepat. Mereka akan mengibarkan bendera kuning jika ada pembalap mengalami stall (gangguan teknis) sehingga kesulitan menjelang start.
Paddock Marshal: Para Marshal ini murni bertugas di sekitar paddock dengan berbagai tugas. Misalnya memastikan jumlah pembalap yang turun sebelum mereka menuju grid.
Administrative Marshal: Mereka biasanya mengerjakan tugas-tugas administratif seperti menjadi penghubung antara para Chief Marshal dengan Clerk of the Course yang bertanggung jawab atas jalannya balapan.
Melihat pentingnya tugas para Marshal, jelas tidak akan ada balapan bila tak ada mereka. Bukan rahasia lagi jika sukses atau tidaknya sebuah balapan akan tergantung dari kinerja para Marshal. Mereka ujung tombak kesuksesan sebuah ajang balap karena tugas utamanya adalah memastikan seluruh peserta balap bisa berlomba dengan aman.
Sekilas, jika melihat penampilannya di sisi lintasan, banyak yang tidak mengira tugas Marshal ternyata sangatlah rumit. Hebatnya, mereka harus melakukan tugas secara profesional dan terlatih, meskipun tanpa bayaran. [dny]