NTT.WahanaNews.co-Sikka| Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengungkapkan bahwa hingga saat ini Biosafety Level Laboratory (BSL 2) di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) milik Pemda Sikka belum bisa dimanfaatkan meski sudah dilaunching. Pasalnya, gedung BSL 2 ini masih belum memiliki AC.
Kepada Media ini, Rabu (20/11/2024), Petrus Herlemus menyampaikan bahwa pihaknya belum berani melakukan aktifitas di BSL 2 karena semua ruangan tersebut belum punya AC, sementara peralatan Labor yang akan ditempatkan sudah ada.
Baca Juga:
Kepala Dinkes Surabaya: Puskesmas dan Labkesda Tetap Buka saat Libur Lebaran
"Peralatan BSL2 sudah ada, hanya belum ditempatkan di unit BSL2 karena AC di unit BSL2 belum ada. Kita masih membutuhkan anggaran untuk pengadaan AC, sebab kalau AC tidak ada, maka saya tidak berani masukan peralatan BSL2,” ungkapnya.
Untuk itu Petrus Herlemus berharap adanya intervensi anggaran dari APBD 2, sekalgus meminta agar pengadaan AC ini bisa segera direalisasikan dalam waktu dekat.
Ia menjelaskan, dengan dukungan peralatan dan layanan yang optimal dengan harga yang kompetitif sesuai Perda, kehadiran Labkesda ini bukan untuk mematikan usaha laboratorium swasta yang ada. Tetapi lebih sebagai stabilisator untuk menjaga standar harga bagi masyarakat yang ingin mengakses pelayanan sejenis.
Baca Juga:
Cegah Anemia dan Stunting, Pemkab Sikka Lauching Aksi Bergizi di Sekolah
“Kalau layanan yang sama di laboratorium swasta lebih baik dengan harga dibawah, maka silahkan masyarakat ke laboratorium swasta. Intinya adalah tanggung jawab untuk bisa memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau kepada masyarakat,” jelas Herlemus.
Dia menyebutkan, ke depan Pemkab Sikka mentargetkan Labkesda ini akan ditingkatkan menjadi Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas). Dengan menjadi Labkesmas. “Kalau statusnya sudah menjadi Labkesmas, maka otomatis akan menjadi atensi Kementerian Kesehatan,” jelasnya.
Saat ini kata Dia, Labkesda Dinkes Sikka ditunjuk oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi laboratorium intermediate, yakni laboratorium rujukan wilayah Flores dan Lembata untuk pelayanan tertentu.
“Kami juga sedang berupaya agar Labkesda ini juga bisa melakukan uji nutrisi tanah. Dengan mengetahui nutrisi tanah, maka akan memberi gambaran bagi Pemkab Sikka melalui dinas teknis untuk bisa meningkatkan produktivitas pertanian kita,” urainya.
Namun demikian Herlemus mengaku bahwa saat ini, Labkesda masih berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT). Desember 2024 nanti akan ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bersama 4 puskesmas; Puskesmas Kopeta, Waigete, Nita dan Paga.
“Dengan menjadi BLUD maka Labkesda dan 4 puskesmas tersebut akan lebih fleksibel mengelola anggaran sendiri dan tidak tersendat oleh siklus APBD. Kita juga akan upayakan untuk puskesmas lainnya menjadi BLUD setelah Maret 2025,” ketus Petrus Herlemus. [frs]