NTT.WahanaNews.co.Ngada- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada (CBN) berhasil mendapatkan dana penelitian dan pengabdian masyarakat senilai Rp 600 juta lebih di tahun 2025. Capaian ini mendapat apresiasi dari Perwakilan LLDIKTI XV, Jasinta Florentina Pabha Swan.
“STKIP Citra Bakti ini saya bangga sekali, tahun ini memperoleh dana hibah penelitian dan pengabdian sebesar Rp 691.000.310, terdiri dari skema penelitian tahap 1 sebanyak 14 judul dan pengabdian parts 2 sebanyak 1 judul. Jadi total keseluruhan ada 15 judul,” ungkap Jasinta dalam sambutannya mewakili Kepala LLDIKTI XV pada acara wisuda bagi 180 Mahasiswa/I STKIP Citra Bakti Ngada, Jumat (31/10/25).
Baca Juga:
Berencana Studi ke Luar Negeri? Begini Cara Legalisasi Ijazahnya
Wanita asal Riung Kabupaten Ngada yang menjabat sebagai Penelaah Teknis Kebijakan di LLDIKTI XV ini mengatakan, transformasi pendidikan tinggi saat ini telah berjalan dengan kuat melalui kebijakan Dikti Saintek berdampak, yaitu menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat pengetahuan yang solutif dan membawa perubahan sosial ekonomi. Transformasi ini lanjut dia, bukan sekedar perubahan sistem tetapi perubahan cara pandang.
Dikti Saintek mengajak seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk bergerak bukan saja dari sekedar mengajar dan meneliti menuju pendidikan tinggi yang melahirkan solusi bagi masyarakat.
Melalui kebijakan kampus merdeka kata Jasinta, penguatan riset dan inovasi serta kolaborasi lintas sektor, itu diarahkan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan dan program di kampus harus memberikan dampak nyata kepada masyarakat, baik mahasiswa, daerah, maupun bangsa.
Baca Juga:
Dukung Merdeka Belajar, BTN KC Ambon Teken PKS dengan LLDikti dan Sejumlah Perguruan Tinggi Swasta
Inilah yang disebut Dikti Saintek berdampak. Bahwa lanjut dia, pendidikan tinggi tidak lagi berhenti di ruang kelas tetapi menyentuh kehidupan nyata. Bahwa lulusan tidak hanya dibekali pengetahuan tetapi juga karakter, empati dan daya cipta.
Dan perguruan tinggi, seperti Citra Bakti ungkap Jasinta, memiliki peran penting dalam memastikan ilmu pengetahuan benar-benar mengubah kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur.
“Saya senang sekali dan saya terkesan dengan sambutan yang tadi disampaikan oleh wakil wisudawan bahwa, kampus Citra Bakti ini tidak hanya mengajar, tidak hanya mereka memperoleh pendidikan disini, tetapi karakter mereka juga dibentuk. STKIP Citra Bakti telah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa/I yang melanjutkan studi disini,” ucapnya mengaksentuasi sambutan dari perwakilan wisudawan/ti.
Untuk mencapai hal yang disebutkan diatas, perguruan tinggi diharapkan pertama, mengembangkan riset yang berbasis potensi lokal yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat seperti pertanian, kelautan, pariwisata dan ekonomi kreatif, tutur dia.
Kedua, menghasilkan inovasi yang relevan dan terukur dampaknya bagi pembangunan daerah, dan yang ketiga lanjut Jasinta, membangun ekosistem pengabdian kepada masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan, sebagaiamana ditegaskan oleh Mendikti Saintek, riset bukan sekedar hanya publikasi tetapi kekuatan strategis bangsa. Riset dan inovasi harus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, LLDIKTI berharap dan mengajak para dosen STKIP Citra Bakti untuk pertama, aktif mengakses hibah penelitian dan pengabdian masyarakat melaui BINA maupun program Kemendiktisaintek lainnya.
Kedua, menjaring kolaborasi riset dan inovasi dengan dunia industri, pemerintah daerah dan mitra internasional. Ketiga lanjut Jasinta, menumbuhkan budaya riset yang berorientasi pada hilirisasi dan dampak sosial ekonomi.
Peran Strategis Yayasan
Pada kesempatan tersebut, Jasinta yang mewakili Kepala LLDIKTI wilayah XV menyampaikan penghargaan dan ajakan kepada Pimpinan Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri untuk terus memperkuat tata kelola pendidikan tinggi yang visioner dan berkelanjutan.
Menurut dia, yayasan memiliki peran strategis sebagai penentu arah, penjaga mutu dan menopang keberlanjutan lembaga pendidikan.
Untuk itu kepada yayasan diharapkan pertama, mendukung penuh program peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan baik melalui studi lanjut maupun pelatihan kompetensi. Kedua, mengedepankan manajemen yang transparan dan akuntabel demi memperkuat kepercayaan publik.
Ketiga, mendorong inovasi pendanaan dan kemandirian kampus termasuk pengembangan unit usaha berbasis hasil riset dan teknologi. Keempat, berkolaborasi aktif dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV dan Kemendikti Saintek dalam melaksanakan program Dikti Saintek Berdampak di wilayah masing-masing, pungkas Jasinta sembari berucap Yayasan yang adaptif dan inovasi akan menjadi fundasi kuat bagi perguruan tinggi yang berdampak nyata.
Dukungan Pemerintah Daerah
Selain itu tutur dia, LLDIKTI mengajak Pemerintah Daerah untuk terus memperkuat sinergi dengan perguruan tinggi melalui riset terapan, perencanaan pembangunan daerah dan pengembangan sumber daya manusia.
Perguruan tinggi sebut Jasinta, adalah mitra strategis pemerintah dalam melahirkan kebijakan berbasis data dan riset, oleh karena itu mari kita libatkan kampus dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah, dukung kolaborasi dengan perguruan tinggi, untuk mengatasi tantangan lokal seperti ketahanan pangan, kemiskinan dan transformasi digital daerah.
Fasilitasi kerjasama antar daerah antar kampus, masyarakat dan pelaku usaha lokal, agar riset benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan dukungan pemerintah daerah kata Jasinta lagi, Dikti Saintek Berdampak akan menjadi penggerak utama kemajuan daerah menuju Indonesia Emas 2025.
“Hari ini adalah awal perjalanan baru, ijasah yang kalian genggam adalah simbol kepercayaan bahwa kalian siap menjadi pendidik, pelaku perubahan dan insprasi bagi lingkungan kalian. Teruslah belajar karena dunia tidak berhenti berubah, teruslah melayani karena makna sejati dari dari pendidikan adalah mengabdi. Anda adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan wajah Indonesia dimasa depan dan wajah Kabupaten Ngada terkhususnya,” ungkapnya.
Menurut Jasinta, dunia kerja kini tidak hanya menuntut kemampuan akademik, tetapi juga softskill, kemampuan komunikasi, kepemimpinan, berpikir kritis, beradaptasi dan beretika didalam bekerja. [frs]