NTT.WahanaNews.co-Sikka| Sebanyak 9 (sembilan) siswa asal SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa (SMABHAK) Maumere dipastikan bekunjung ke Filipina guna melakukan Pertukaran Pelajar.
Kepastian kunjungan sembilan siswa ini disampaikan langsung Kepala SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa Maumere, Sr. Marselina Lidi, SSpS kepada NTT.WahanaNews.co, Kamis (29/8/2024) di Maumere.
Baca Juga:
Lepas-Pergikan Kontingen Pertukaran Pelajar SMABHAK, Sr. Ines: Sebuah Prestasi yang Luar Biasa
9 Siswa yang akan berangkat itu sebut Marselina, 2 (dua) dari kelas 10; 4 (empat) dari kelas 11 dan 3 (tiga) dari kelas 12. Selain siswa, ada juga 2 orang guru dan Kepala Sekolah yang akan ikut mendampingi, ungkapnya menambahkan.
Mereka adalah, JOSE GLORIA SUFA, MARYO AGUSTO LEWO LAKING, THERESIA APRILIA KAKA, LAURA ANGELA TUTO ETE, MARIA CHELCIANA MASSARELO TAPU, MARIA K. FAUSTA DUA JERENG, MARGARETHA VALENTINA PAULINA REGANG, ANTONIUS LAURENSIUS KWARU TIDO dan CLARE DE JEANNE ANSELIN KOTEN, ujar Marselina.
Dikatakan Marselina, setelah pihaknya melakukan penjajakkan di beberapa Negara di Asia seperti India, Jepang, Cina, dan juga mempertimbangkan jarak, kesulitan mendapatkan Visa dan juga tiket, pihaknya kemudian menjatuhkan pilihan di Sekolah SSpS yang ada di Filipina Selatan, tepatnya SMA Holy Spirit of Tagbilaran Bohol.
Baca Juga:
Ikut Dalam Rombongan Pertukaran Pelajar ke Philipina, Rila dan Rado Mengaku Bangga, Orangtua: Terima Kasih SMA Bhaktyarsa
9 Peserta Didik SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa Maumere ketika dilepas Korwas yang mewakili Pemda.
Marselina menjelaskan, pertukaran pelajar ini dilakukan sebagai bagian dari Inovasi Sekolah dan juga Manajemen Sekolah dimana penekanannya adalah siswa-siswi yang belajar di Sekolah SSpS sebagai salah satu Konggergasi yang mendunia, bisa merasakan apa artinya Aura Internationalitas.
Lebih lanjut kata Marselina, 9 siswa yang bakal melakukan pertukaran pelajar ini semuanya berasal dari Kurikulum Merdeka, yang mana Kurikulum ini sudah dijalankan selama tiga tahun di SMA Bhaktyarsa Maumere.
Suster Marselina kembali menegaskan bahwa dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya itu tidak pernah memilih-milih anak.
Sehingga tutur Marselina, setelah sosialisasi dilakukan dengan orang tua, maka sebagai penanggung jawab, Dia juga mesti mempresentasikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum siswa-siswi ini berangkat ke Filipina.
Persyaratan pertama yang harus dipenuhi adalah jelas Marselina, memiliki Sertifikat TOFEL atau Sertifikat Kursus Bahasa Inggris. Selanjutnya, orangtua bersedia membantu biaya tiket Pulang-Pergi yang nilainya kurang lebih Rp 9 juta. Sementara Akomodasi dan lain-lainnya diatur oleh pihak sekolah, tandasnya. [frs]