dr. Ibnu Naser Arrohimi ketika memantau langsung pelayanan di Instalasi Farmasi
Baca Juga:
BPJS Kesehatan Tak Bisa Cover Semua Penyakit, Ini Solusinya
Ibnu menjelaskan, tanggung jawab manajemen itu bisa melalui beberapa cara antara lain, pihak manajemen akan mencari obat di instalasi farmasi atau apotek terdekat. Seandainya itu tidak bisa diberikan dalam waktu bersamaan, maka manajemen akan mengantarkan obat tersebut ke alamat pasien tanpa dilakukan pungutan biaya. Hal itu penting dilakukan karena obat telah dibayarkan oleh pihak BPJS Kesehatan dalam 1 (satu) paket.
Atau alternatif lain lanjut Ibnu, bila pasien kemudian membeli obat di luar, maka kwitansi pembayaran atau pembeliannya bisa diteliti oleh manajemen.
Dia berharap, ketika ada obat kosong dikonfirmasikan kepada dokter DPJP apakah ada alternatif pengganti obat yang senyawa sejenis dengan hal tersebut. Hal ini untuk memberikan kepastian peserta JKN bisa terlayani dengan baik.
Baca Juga:
Benefit JKN Sudah Lengkap, Jika Mau Lebih Bisa Tambahkan Asuransi Swasta
dr. Ibnu Naser Arrohimi ketika SiBling di Loket Pendaftaran
Ibnu juga berpesan agar pasien-pasien rawat inap yang membutuhkan obat tidak perlu keluarganya harus mengantri di Apotek. Jika bisa digantikan oleg petugas medis perawat atau asisten perawat, sehingga bisa dilakukan secara akumulatif saja,sehingga tidak menimbulkan tambahan antrian di ruang farmasi. Karena mestinya fokus farmasi diprioritaskan bagi pasien rawat jalan.