Alberth yang saat itu didampingi juga istri dan keempat orang anaknya mengaku bahwa hampir setiap tahun gubuk yang mereka tempati itu selalu difoto oleh aparat desa dan kepada Albert aparat desa ini berulang-ulang kali mengatakan akan mendapatkan bantuan rumah layak huni.
" Sudah puluhan tahun kondisi rumah kami tidak layak dan sering aparat desa datang foto dan selalu bilang kami akan mendapatkan bantuan rumah layak huni," ungkap Alberth sembari mengusap matanya.
Baca Juga:
Kisah Tragis di Kendal: Dua Putri Temani Jenazah Ibu 28 Hari, Bertahan dengan Air Rebusan
Alberth mengisahkan, demi mendapatkan bantuan itu, ia dan istrinya bahkan sampai di panggil ke balai desa Helebeik untuk menandatangani persyaratan.
Saat penandatangan itu lanjut Alberth hadir juga Camat Lobalain, namun pada akhirnya bantuan rumah tersebut di alihkan ke orang lain, ungkapnya penuh kesal.
Dengan usai yang sudah cukup tua dan memiliki 4 orang anak yang masih kecil, Alberth merasa bahwa ia dan keluarganya bukan lagi warga Rote Ndao. Pasalnya, Alberth dan keluarga selalu diberi harapan palsu oleh pemerintah Desa Helebeik.
Baca Juga:
Harapan Pedagang Es Cendol di Cimanggung Terwujud, PLN Sumedang Serahkan Bantuan Gerobak Dorong
Saat yang sama, salah satu warga Helebaik yang dimintai keteranganya membenarkan bahwa rumah milik Albert memang belum lama ini roboh, karena memang kondisi rumah sudah miring parah, ungkap warga yang tidak mau namanya disebutkan.
Ketika dimintai keterangan lanjutan, warga ini tak mau melanjutkan pembicaraan karena turut prihatin dan sedih. [frs]