WahanaNews-NTT | Indonesia diguncang gempa bumi cukup signifikan dalam sepekan terakhir ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, sebanyak 13 kali gempa bumi dirasakan masyarakat dengan magnitudo dan kedalaman bervariatif.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan dari 13 kali gempa sepekan terakhir, 10 di antaranya terjadi karena dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Hanya dua kejadian gempa yang berasosiasi dengan aktivitas subduksi lempeng.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
"Dari aktivitas gempa terkini, kita memang harus mewaspadai sumber gempa megathrust tetapi tidak sampai mengabaikan sumber gempa sesar aktif yang lokasinya dekat dengan permukiman masyarakat," katanya kepada merdeka.com, Kamis (17/3).
Menurut Daryono, rentetan gempa sepekan terakhir terjadi bukan karena saling picu satu gempa dengan yang lain. Melainkan karena sumber gempa di Tanah Air yang sangat banyak berstatus aktif.
"Peningkatan aktivitas gempa sepekan terakhir ini merupakan hal yang wajar, karena sumber gempa kita memang banyak dan sangat aktif," ujarnya.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Daryono meminta masyarakat tetap tenang dan tidak perlu panik di tengah aktivitas gempa yang signifikan. Dia menyebut, rentetan gempa sepekan terakhir berkekuatan relatif kecil sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
"Patut disyukuri," singkatnya.
Meski demikian, dia meminta masyarakat tetap waspada. Terutama pada zona seismic gap yang memicu gempa bumi dengan magnitudo 6,7 di wilayah pantai selatan Nias Selatan, Sumatera Utara, Senin (13/3) pukul 04.9 WIB.
Menurutnya, zona seismic gap masih menyimpan energi dan belum terlepaskan selama lebih dari 200 tahun. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 8 kali gempa susulan yang belum diketahui apakah sekedar gempa susulan biasa atau gempa pembuka (foreshocks) di segmen Mentawai-Siberut.
Daryono menekankan, potensi gempa dan tsunami akan selalu ada di wilayah Indonesia. Bahkan kapan terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga upaya mitigasi tetap harus disiapkan.
"Rentetan gempa sepekan terakhir merupakan bagian dari proses alam, yang sebenarnya dapat diantisipasi dan dikurangi risikonya. Pastikan rumah kita strukturnya tahan gempa dan kita memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," ujarnya.
Selain gempa bumi, hujan ekstrem juga terjadi di sejumlah wilayah Indonesia belakangan ini. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu banjir dan tanah longsor. Sub-koordinator Bidang Prediksi Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengungkap penyebab masih terpantaunya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Kondisi tersebut dipicu oleh adanya pusaran angin (sirkulasi siklonik) di sekitar wilayah Laut Jawa sehingga membentuk belokan maupun pertemuan angin di wilayah Pulau Jawa yang menyebabkan awan-awan hujan relatif mudah terbentuk dan berkembang," jelasnya.
Situasi ini diperkuat juga oleh kelembapan udara yang tinggi dan pengaruh labilitas udara dalam skala lokal. Ida mencatat, pada periode Maret hingga April 2022, sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau atau yang dikenal dengan periode Pancaroba.
Selama periode tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai angin kencang dan petir/kilat, puting beliung, waterspout, hujan es, dan lainnya.
Berikut ini daftar 13 kali gempa bumi yang mengguncang sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir:
1. Gempa Ambon (magnitudo 3,3) pada 16 Maret 2022 pukul 14.14 WIB, dipicu sesar aktif.
2. Gempa Selatan Jawa Barat (magnitudo 5,3) pada 16 Maret 2022 pukul 10.00 WIB, dipicu deformasi intraplate hasil pergerakan lempeng.
3. Gempa Garut Selatan (magnitudo 3,6) pada 15 Maret 2022 pukul 23.51, dipicu sesar Garsela.
4. Gempa Pangandaran (magnitudo 3,9) pada 14 Maret 2022 pukul 21.15 WIB, dipicu sesar dasar laut.
5. Gempa Ternate (magnitudo 4,9) pada 14 Maret 2022 pukul 11.08 WITA, dipicu sesar aktif.
6. Gempa Siberut (magnitudo 6,7) pada 14 Maret 2022 pukul 04.09 WIB, dipicu aktivitas subuksi lempeng.
7. Gempa Garut Selatan (magnitudo 2,5) pada 13 Maret 2022 pukul 19.46 WIB, dipicu sesar Garsela.
8. Gempa Cianjur (magnitudo 3,0) pada 13 Maret 2022 pukul 10.11 WIB, dipicu sesar Cimandiri.
9. Gempa Ransiki Papua (magnitudo 3,7) pada 13 Maret 2022 pukul 03.13 WIT, dipicu sesar Ransiki.
10. Gempa Selatan Jabar dan Banten (magnitudo 5,3) pada 12 Maret 2022 pukul 12.31 WIB, dipicu sesar Cimandiri.
11. Gempa Manggarai (magnitudo 4,7) pada 12 Maret 2022 pukul 10.00 WITA, dipicu sesar Naik Flores.
12. Gempa Kaimana (magnitudo 4,0) pada 11 Maret 2022 pukul 20.49 WIT, dipicu sesar Tarera-Aiduna.
13. Gempa Wamena (magnitudo 4,9) pada 11 Maret 2022 pukul 16.09 WIT, dipicu sesar aktif. [dny]