NTT.WahanaNews.co-Kupang| Masyarakat Desa Bolok, yang mayoritas bekerja sebagai petani rumput laut dan nelayan, mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa Bolok, Melki Laiskodat di aula kantor desa bolok 12 februari 2025 untuk membahas dampak tenggelamnya Kapal Kuala Mas pada Desember 2024.
Seusai pertemuan bersama kepala desa Yermias Ndun yang merupakan koordinator dari petani rumput laut dan nelayan bolok menyampaikan peristiwa tenggelamnya kapal Kuala mas tersebut diduga menyebabkan tumpahan minyak dan cairan kimia yang mencemari perairan setempat, sehingga merugikan petani rumput laut dan nelayan di wilayah perairan bolok.
Baca Juga:
Polusi Udara di Jabodetabek Jadi Ancaman Serius, Pemerintah Didorong Segera Tegakan Hukum
Menurut Ndun, sejak kejadian tersebut, banyak petani rumput laut mengalami kerugian yang sangat besar karena tanaman mereka menguning dan gagal panen pasca terjadinya tenggelamnya kapal di wilayah tersebut.
Sementara itu lanjutnya, para nelayan mengeluhkan berkurangnya jumlah ikan di perairan Bolok, yang sebelumnya menjadi tempat berkumpulnya ikan wilayah tersebut.
"Dampaknya sangat besar bagi kami, petani rumput laut dan nelayan. Rumput laut yang menguning menyebabkan pendapatan kami menurun drastis, sementara ikan yang biasanya mudah didapat kini menjauh," ungkap Yermias Ndun.
Baca Juga:
Tidak Miliki Izin Lingkungan, Pengoperasian AMP di Waisai Sebabkan Pencemaran dan Timbulkan Penyakit ISPA
Ia menambahkan bahwa sebelum kapal tersebut tenggelam, tidak pernah terjadi gagal panen sebesar ini di Bolok. Kini, masyarakat kehilangan sumber mata pencaharian utama mereka dan menghadapi ancaman ekonomi serius.
Masyarakat juga mendesak, lanjutnya agar pemerintah desa segera mengambil langkah konkret, termasuk menekan perusahaan pemilik kapal agar bertanggung jawab atas pencemaran yang terjadi.
“Kami berharap pemerintah desa dan pihak berwenang bisa menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas. Kami butuh kepastian dan solusi agar kehidupan kami kembali normal,” tambahnya.