NTT.WahanaNews.co| Akper St. Elisabeth Lela berkomitmen untuk menjadi sebuah Lembaga yang tidak hanya menghasilkan lulusan, namun bertanggung jawab juga sampai dengan penyerapan lulusan.
Baca Juga:
Dandim 0420/Sarko Hadiri Rapat Koordinasi Persamaan Persepsi STTP Kampanye di Aula Wirasatya Polres Merangin
Direktur Akper St. Elisabeth Lela, Maria K. Ringgi Kuwa, S.ST, ketika dikonfirmasi NTT.WahanaNews.co, Senin (5/2/2024) di Maumere mengatakan bahwa, untuk pendayagunaan dan penyerapan para lulusannya masuk dunia kerja, Akper St.Elisabeth Lela telah membangun kerjasama dengan beberapa Institusi Pelayanan Kesehatan seperti, Rumah Sakit Yos Soedarso Keuskupan Padang, LPK MUSUBU Bali - Jepang serta Institusi Pelayanan Kesehatan lainnya.
Maria Ringgi mengatakan, Akademi Keperawatan (Akper) Santa Elisabeth Lela yang dikonversi dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) pada tahun 2008 telah berhasil meluluskan 486 Perawat Vokasional yang profesional.
Menurut dia, lulusan Tenaga Perawat Vokasional dari Akper St. Elisabeth Lela hingga kini telah mengabdikan diri di berbagai daerah di NTT bahkan di luar negeri.
Baca Juga:
Sah..!! Akper St. Elisabeth Lela Berubah Status Jadi STIKES
Ia menuturkan, berdasarkan hasil penelusuran Alumni (Tracer Study), 100% lulusan Akper St. Elisabeth Lela memiliki masa waktu menunggu untuk bisa bekerja rata-rata 3-6 bulan dan 99% alumni bekerja sesuai spesialisasinya, dan yang lebih membanggakan adalah lulusan Akper Lela tidak hanya bekerja dalam negeri tetapi mulai go internasional, jelasnya.
Maria menyebutkan, 4 orang bekerja di Jepang, 2 orang bekerja di Singapura, dan 2 orang sedang menunggu melewati proses seleksi menuju Kuwait.
Lebih lanjut kata Maria, karya pelayanan dalam bidang kesehatan adalah sebuah tugas mulia dan menjadi perawat adalah panggilan luhur. Perawat menuntun setiap orang untuk menjalani hidup dengan penuh sukacita, karena kesehatan adalah dasar dari semua kebahagiaan, ungkapnya mengaksentuasi pernyatan Leigh Hunt.
Manusia boleh memiliki segala sesuatu, namun kalau kesehatannya terganggu sia-sialah segala kepunyaannya dan sirnalah kebahagiaannya. Oleh sebab itu jelas Maria, kehadiran lembaga Perguruan Tinggi yang berjuang meningkatkan sumber daya para medis adalah sebuah keharusan dan menjadi ekspresi sebuah panggilan nurani.
Menyadari luhurnya pelayanan dalam bidang kesehatan lanjut Maria mengatakan bahwa Akper St. Elisabeth Lela dalam segala keterbatasannya terus berbenah diri guna melahirkan tenaga perawat yang profesional. Salah satu keputusan yang brilian dan berani adalah dengan memindahkan Kampus dari Lela ke Kota Maumere pada Tahun Akademik 2020/2021, dan yang diwisuda hari ini adalah angkatan perdana yang ulus sejak dipindahkan, tandas dia.
Akper St. Elisabeth Lela tutur Maria, terus berbenah untuk menjadi Lembaga yang tetap eksis dan dapat bersaing ditengah perkembangan zaman. Hal ini nampak dari hasil Akreditasi Prodi oleh LAM-PTKES dengan predikat Baik Sekali dan Akreditasi Institusi oleh BAN-PT dengan predikat Baik Sekali. Hasil kerja keras yang sangat membanggakan karena hasil akreditasi tersebut sangat membantu kelangsungan dan perkembangan lembaga ini selanjutnya.
Lebih dari itu, pembenahan terus dilakukan dalam hal ketenagaan dengan penambahan jumlah dosen tetap yang berkualifikasi sesuai standar. Saat ini terdapat 10 orang dosen tetap yang berkualifikasi Magister dan sedang mempersiapkan 2 dosen untuk melanjutkan studi ke Program Doktoral.
Selain Tenaga Dosen dan Tendik, saat ini Akper sedang dalam proses perubahan bentuk ke STIKES dengan penambahan 2 Prodi baru yaitu, Fisioterapi dan S1 Informatika Medis (Status Proses SK).
Peningkatan juga dilakukan dalam menambah jejaring kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan PKM serta pendayagunaan lulusan, tandas Maria K. Ringgi. Kuwa.
Untuk itu, selaku Direktur, Maria mengajak Putra-Putri lulusan SMA/SMK/MA untuk melanjutkan pendidikannya di Kampus Akper Santa Elisabeth Lela. [frs]