WahanaNews-NTT | Guna menjaga ketersediaan pasokan BBM saat puasa dan lebaran, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengusulkan penambahan volume kuota BBM ke DPR.
"Dalam jangka pendek (kami hendak) menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya pada periode Ramadan dan Idul Fitri. Kami mengusulkan perubahan kuota jenis BBM tertentu yaitu minyak solar, minyak tanah, dan jenis BBM khusus penugasan Pertalite," ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Rabu (13/4).
Baca Juga:
680 Liter Pertalite Diamankan, Sat Reskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Pria Diduga Lakukan Penyalahgunaan BBM
Berdasarkan paparan, berikut rincian penambahan kuota yang diusulkan oleh Kementerian ESDM:
1. Pertalite menambah kuota sebesar 5,45 juta kiloliter (kl) dari semula 23,05 juta kl menjadi 28,5 kl.
2. Solar menambah kuota sebesar 2,29 juta kl dari semula 15,1 juta kl menjadi17,39 juta kl.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal
3. Minyak tanah menambah kuota sebesar 0,1 juta kl dari semula 0,48 juta kl menjadi 0,58 kl.
4. Untuk kuota LPG tabung 3 kg tetap di 8 juta metric ton.
Ia mengatakan usulan diajukan karena selama periode Januari hingga Maret 2022, Kementerian ESDM mencatat kelebihan konsumsi bahan bakar jenis Pertalite sebesar 14 persen, solar sebanyak 9,5 persen dan minyak tanah sekitar 10,09 persen.
Hal ini, menurut Arifin, disebabkan oleh proses pemulihan ekonomi dari dampak covid yang lebih cepat dari perkiraan. Pemulihan itu memicu peningkatan konsumsi BBM.
Selain itu katanya, peningkatan konsumsi juga dipicu kenaikan harga BBM jenis Pertamax. Kenaikan memicu peralihan konsumsi BBM dari Pertamax ke Pertalite yang harganya lebih murah.
"Kita ambil contoh kemarin dengan kenaikan (harga) Pertamax ternyata di lapangan terjadi penurunan konsumsi Pertamax, dan di lain sisi terjadi kenaikan konsumsi Pertalite," kata Arifin.
Ia mengaku bahwa stok yang disiapkan sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan Pertalite di masyarakat. Namun, dengan terjadinya peralihan dari Pertamax ke Pertalite perlu langkah preventif untuk menjamin ketersediaan pasokan.
"Ini harus kita lakukan langkah antisipasi, karena kita juga sudah menyiapkan stok yang cukup sebetulnya untuk Pertalite dengan konsumsi yang kita perkirakan tidak ada shifting dari Pertamax ke Pertalite," jelasnya. [frs]