WahanaNews-Labuanbajo | Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh mengungkapkan, perlu ada program pendukung pengembangan SDM yang konkret di dunia pariwisata.
Hal tersebut diungkapkannya dalam Biannual Tourism Forum (BTF) di Jayakarta Suites Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2022.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
Mengusung tema Peningkatan Kapasitas SDM Pariwisata dalam Mendukung Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi, forum pariwisata yang dilaksanakan dua kali dalam setahun itu membahas tentang pengembangan sumber daya manusia pariwisata di DPSP Labuan Bajo yang merupakan cakupan area Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), yang diharapkan makin dapat mengoptimalkan SDM di sektor pariwisata di Indonesia terutama pascapandemi.
P3TB merupakan program kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas, Kemenparekraf, KemenPUPR, dan Kementerian Investasi/BKPM.
“Kita harus bisa memastikan kebutuhan dan ketersediaan SDM pariwisata yang memadai melalui program-program kepariwisataan yang mendukung pengembangan SDM dan pariwisata,” kata Frans Teguh dalam keterangannya.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
Frans Teguh juga menuturkan, dalam P3TB yang dilaksanakan melalui program kerja sama dengan Bank Dunia, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan diberi mandat untuk meningkatkan partisipasi lokal dalam perekonomian pariwisata, yang dalam hal ini menekankan pada pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
"Pariwisata sebagai sebuah industri sangat bergantung pada keberadaan manusia. Proses bisnis pariwisata adalah interaksi dari manusia yang berperan sebagai produsen dan konsumen, sehingga menjadikan sumber daya manusia berperan sebagai motor penggerak bagi kelangsungan industri pariwisata di suatu destinasi pariwisata," paparnya.
BTF adalah satu program berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf sejak 2019 di Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Indonesia termasuk Labuan Bajo.
“Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Program Biannual Tourism Forum yang sebelumnya telah dilaksanakan tahap I di tiga Destinasi Pariwisata Prioritas (Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan), dan dilanjutkan kembali pada tahap II di tiga Destinasi Pariwisata Prioritas (Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, dan Wakatobi),” jelas Florida Pardosi, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf.
Sementara itu, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menyampaikan, dengan komitmen pembangunan pemerintah pusat senilai lebih dari Rp3,7 triliun sejak 2020 dan terus bertambah, kini menarik potensi investasi lebih dari sebesar Rp11,2 triliun yang masuk ke Labuan Bajo sepanjang 2022.
BPOLBF sebagai satuan kerja di bawah Kemenparekraf, lanjut Shana Fatina, akan memastikan pengembangan serta peningkatan kapasitas SDM yang mumpuni dan memadai, juga produk-produk UMKM ekraf berkualitas yang sudah pasti sangat dibutuhkan untuk dapat mengisi kebutuhan bursa industri pariwisata Labuan Bajo.
“Program ekosistem Floratama Creative Hub menginkubasi kesiapan SDM pelaku sektor parekraf dari pekerja hingga wirausaha untuk menumbuhkan ekosistem parekraf sehat dan berkualitas di Labuan Bajo. Floratama Academy untuk inkubasi usaha parekraf, Ideathon untuk pelatihan event dan festival yang diharapkan dapat melahirkan EO yang berkualitas di Labuan Bajo dan kawasan Floratama, Floratama Production serta Pasar Floratama untuk membantu perluasan akses pasar untuk produk-produk yang dihasilkan para pelaku UMKM yang telah memenuhi standar kualitas pasar pariwisata, serta Floratama Travel Pass untuk membangun travel pattern tematik baru sampai ke pelosok" beber Shana.
Turut hadir dalam forum ini, Kadisparekrafbud Manggarai Barat, Koordinator Manajemen Strategis 3, Direktorat Manajemen Strategis Kemenparekraf, perwakilan Lembaga Pendidikan, Asosiasi, Pelaku Pariwisata dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kabupaten Manggarai Barat yang turut memberi masukan ataupun gagasan untuk mengoptimalkan program P3TB, khususnya sektor pengembangan ekonomi lokal yang ditopang SDM serta UMKM parekraf setempat. [jat]