“Ada saat tertentu dimana perasaan hati saya harus larut dalam kesedihan yang para ODHA ini rasakan. Rasa itu datang, ketika misalnya salah satu dari mereka mengatakan pasrah dan memilih untuk tidak sanggup melawan virus itu, yang mana saat itu mereka katakan secara langsung dihadapan saya sambil meneteskan air mata, di momen itu melihat air mata mereka jatuh, saat itu juga saya terkadang tidak mampu membendung air mata saya yang sebenarnya saya harus kuat untuk memberikan semangat kepada mereka but I’m only human (tapi saya hanyalah manusia biasa) yang juga memiliki rasa sedih ketika dihadapkan oleh keadaan itu,” tutur Paul sambil jemarinya meraba secangkir gelas kopi yang menemaninya berbagi kisah.
Ketika dihadapkan dengan situasi tersebut, pendekatan yang dilakukan paul dengan mengajak pasien tersebut untuk berdiskusi membincangkan hal-hal yang mampu membuat penderita HIV/AIDS merasa tenang dan kembali memiliki semangat untuk tetap berusaha melawan penyakit tersebut.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Kisah pilu lainya yang ia rasakan adalah disaat ada para penderita yang ia tangani harus meninggal dunia, lantaran ganasnya virus HIV/AIDS yang diderita oleh para ODHA. Seperti yang ia sampaikan kepada penulis bahwa telah ada 8 kematian yang terjadi sejak bulan Desember 2021 sampai Januari 2022.
Namun Lewat dedikasinya, tidak sedikit dari beberapa ODHA yang ia dampingi sekarang ini keadaanya sudah jauh lebih baik dan telah kembali beraktivitas seperti biasanya. Meskipun untuk selamanya harus mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV).
Di akhir wawancaranya, Paul berpesan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, terlebih khusus saat melakukan hubungan seksual bersama lawan jenis yang bukan dalam status hubungan suami istri untuk selalu menggunakan alat kontrasepsi yaitu kondom.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Ia juga berpesan kepada kelompok beresiko, seperti pekerja seks komersial dan kelompok beresiko lainya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin di layanan kesehatan, untuk mengetahui kondisi kesehatan dalam diri masing-masing. Baginya kesehatan adalah hal paling utama dan sangat prioritas. [rda]