Landing station yang sementara dibangun tersebut merupakan fasilitas di daratan yang terdiri dari Beach Manhole (BMH), menara (tower), dan rumah listrik (power house).
Pada sistem InaCBT, ada dua sensor yang dipasang pada kedalaman 4.000 meter di bawah laut yang akan mendeteksi tekanan air laut karena tsunami, bukan akibat gelombang.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Dengan mekanisme itu, ketika terjadi gempa dan petugas mendapatkan konfirmasi gempa menimbulkan tsunami, maka informasi tersebut akan diteruskan ke BMKG, BPBD, dan masyarakat.
Mulyo juga berharap tidak terjadi kerusakan dengan kabel tersebut dan mengajak masyarakat untuk mengetahui keberadaan kabel di bawah laut mulai dari Dusun Rangko ke tengah laut.
Dia pun meminta masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam beraktivitas dan mengurangi risiko kerusakan kabel.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
BRIN menargetkan pagelaran kabel sepanjang 52 km tersebut telah dimulai pada pertengahan hingga akhir Desember 2021 dan diperkirakan bisa berfungsi pada bulan-bulan awal 2022. [rda]