Komitmen perseroan untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) tidak hanya dengan melakukan transisi energi pada pembangkit listrik besar, namun juga dengan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di lokasi-lokasi terpencil untuk menggantikan penggunaan genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat.
Perseroan memanfaatkan PLTS di pulau-pulau kecil di kawasan sekitar Labuan Bajo, seperti PLTS di Pulau Messah dan PLTS di Pulau Papagarang. Dahulu, masyarakat di Pulau Messah dan Pulau Papagarang mengandalkan genset untuk penyediaan listrik, Warga patungan membayar sewa Rp10 ribu per hari yang disalurkan melalui jaringan kabel dari rumah ke rumah.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
Kini, seluruh rumah tangga telah menikmati layanan listrik dari PLTS yang dibangun di kedua pulau tersebut.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menambahkan saat ini total daya mampu kelistrikan Labuan Bajo pada Sistem Kelistrikan Flores sebesar 98 megawatt dengan perkiraan beban puncak saat acara Presidensi G20 sebesar 80 megawatt dan memiliki cadangan sebesar 18 megawatt.
"Saat ini bauran energi baru terbarukan di Flores sudah mencapai 15,24 persen. Pembangkit energi baru terbarukan yang ada di Nusa Tenggara Timur sudah menggunakan sumber energi dari panas bumi, hidro, dan surya," terang Agustinus. [dny]