"Tercapainya energize ini merupakan salah satu wujud nyata PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi serta selaras dengan tema peringatan hari Kemerdekaan RI ke-77, yakni Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,” ujarnya.
Menurut Octavianus, pembangunan GIS 150 kV Kemayoran II di dalam area GI 150 kV Kemayoran menjadi tantangan sendiri bagi PLN, karena pembangunan berada di dekat Gardu Induk eksisting yang aktif beroperasi.
Baca Juga:
Konferensi Kelistrikan se-Asia Pasifik, PT PLN Paparkan Skenario Transisi Energi Menuju NZE 2060
Selain itu, terkait izin pemadaman SKTT 150 kV Kemayoran - Gunung Sahari Sirkit 1 yang sedang beroperasi, dalam rangka potong sambung SKTT ke arah GIS 150 kV Kemayoran II serta pekerjaan penggantian relay proteksi di GI 150 kV Kemayoran dan GIS 150 kV Gunung Sahari hanya diberikan dalam durasi waktu yang singkat, sehingga harus dipersiapkan dengan matang sebelum pelaksanaan pemadaman.
“Banyak tantangan yang kami hadapi dalam pembangunan dua proyek ini.Tim kami harus bekerja dengan hati-hati dengan tingkat fokus yang tinggi. Untuk itu aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu kami terapkan dengan seksama dalam pembangunan proyek ini,” ucap Octavianus.
Baca Juga:
Dukung Konversi Kompor LPG ke Induksi
Octavianus melanjutkan, untuk pembangunan GIS 150 kV Kemayoran II dibangun di kawasan padat penduduk dengan luasan lahan yang terbatas, metode pembangunan Gardu Induk dengan tipe GIS atau GI pasangan dalam ini pun dipilih. Dengan karakteristik seluruh komponen kelistrikan berada di dalam gedung kecuali trafo, memang sangat cocok untuk dibangun di lingkungan perkotaan yang padat penduduk, terlebih di ibukota DKI Jakarta.
“Sebelumnya, untuk GIS 150 kV Gunung Sahari merupakan GIS tipe radial, di mana hanya mendapatkan sumber pasokan listrik dari GI Kemayoran. Dengan berhasilnya energize SKTT ini, akan menyinergikan gardu induk eksisting, di antaranya GIS 150 kV Gunung Sahari yang menjadi looping antara GI Kemayoran - GIS Kemayoran II - GIS Gunung Sahari," imbuhnya. [frs]