Gregorius mengungkapkan, program EA berangkat dari inisiatif petani buah naga di Banyuwangi, Jawa Timur melalui inovasi penggunaan lampu pada malam hari untuk kebun buah naga yang dimiliki.
Hasilnya, buah naga dapat tumbuh lebih cepat, sehingga intensitas panen menjadi lebih sering. Para petani kemudian mengusulkan penggantian penggunaan genset dengan listrik PLN.
Baca Juga:
Sambut HLN Ke-79, Donasi Insan PLN Terangi 3.725 Keluarga se-Indonesia
"Kita lalu mencoba menyediakan listrik untuk wilayah pertanian dengan menambah jaringan listrik. Ini berdampak pada penghematan biaya operasional hingga 75 persen," kata Gregorius.
Gregorius menambahkan, keberhasilan program pertama ini mendorong inovasi lanjutan untuk program EA, termasuk di sektor lain. Tak hanya berdampak pada perekonomian, program EA turut menumbuhkan minat kaum muda untuk terlibat di sektor agrikultur.
Adapun Energy Globe Award merupakan wujud apresiasi tingkat global terkait isu lingkungan yang diadakan oleh organisasi nirlaba independen Austria, Energy Globe Foundation. Ajang ini bertujuan menyoroti dan mengapresiasi proyek-proyek yang memiliki fokus pada efisiensi energi, keberlanjutan hingga utilisasi energi terbarukan.
Baca Juga:
Tujuh Tahun Terakhir, Rasio Elektrifikasi PLN NTT Naik 34 Persen
Duta Besar Austria untuk Indonesia, Thomas Loidl mengakui, Austria memiliki perhatian khusus pada aspek keamanan energi, yang sampai saat ini masih menjadi persoalan di Asia Tenggara.
"Diskusi energi tidak hanya mengenai akses listrik yang tidak terputus, namun juga berkaitan erat dengan perekonomian. Terima kasih PLN telah hadir hari ini," ujar Thomas.
Pada kesempatan yang sama, Commercial Counsellor Kedutaan Besar Austria untuk Indonesia Sigmund Nemeti memaparkan bahwa ajang penghargaan ini telah berjalan sejak tahun 2000 di lebih dari 180 negara.