NTT.WahanaNews.co-Sikka| Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) St. Elisabeth Lela Keuskupan Maumere, Maria K. Ringgi Kuwa mengungkapkan bahwa dibalik setiap rintangan selalu ada peluang untuk bangkit.
Hal ini disampaikannya ketika memberikan sambutan usai dirinya dilantik sebagai Ketua STIKES St. Elisabeth Lela dalam acara Launching perubahan status Akademi Keperawatan St. Elisabeth Lela menjadi STIKES.
Baca Juga:
Akper Lela Berubah Status, Romo Fidel: STIKES Hadir Menjawabi Ketimpangan Akses Pendidikan Kesehatan
Prosesi pelantikan Maria K. Ringgi Kuwa sebagai Ketua STIKES ini dilakukan oleh Ketua Yayasan Santo Lukas Keuskupan Maumere, Romo Fidelis Dua, disela-sela Perayaan Ekaristi, Rabu (25/9/2024).
Dalam sambutannya, Maria Ringgi Kuwa mengatakan, perjuangan panjang institusi ini ibarat tumbuh kembang anak manusia. Taman Pendidikan Kesehatan ini pun bertumbuh dan berkembang sesuai tuntutan IPTEK. Sejak berdirinya pada tahun 1952, institusi pendidikan ini telah mengalami berbagai perubahan bentuk mulai dari SPRA, SPK, SMK, Akademi Keperawatan dan kini berubah menjadi STIKES.
Dijelaskan bahwa, pihaknya pernah mengalami masa-masa sulit, dimana semangat terasa goyah dan harapan mulai memudar. Keadaan ini menuntut pihaknya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi dan pendekatan baik dari sisi manajemen, kurikulum, hingga kualitas layanan pendidikan yang akan ditawarkan.
Baca Juga:
Sah..!! Akper St. Elisabeth Lela Berubah Status Jadi STIKES
Ketua STIKES St. Elisabeth Keuskupan Maumere, Maria K. Ringgi Kuwa, S.ST., M.Kes.
“Penurunan jumlah mahasiswa baru membuat kami sadar bahwa kami harus terus berinovasi, meningkatkan mutu, dan menjawab tantangan zaman dengan lebih adaptif. Namun dibalik setiap rintangan lanjut dia, selalu ada peluang untuk bangkit,” ketus Maria Ringgi Kuwa.
Menurut dia, penurunan animo justru mendorong pihaknya untuk bekerja lebih keras, merumuskan strategi baru termasuk memindahkan kampus ke Maumere serta terus berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Dengan kebersamaan dan tekad yang kuat tutur Ketua STIKES ini, membuat pihaknya tetap berdiri teguh dan tidak pernah menyerah. “Kami terus memperbaiki diri, melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas jaringan kerja sama, serta akhirnya mengembangkan lembaga ini menjadi STIKES,” tandasnya.
Lebih lanjut Maria Ringgi Kuwa menekankan bahwa, melalui refleksi yang mendalam, pihaknya menyadari bahwa sampai akhirnya kita berada pada posisi ini semua hanya karena buah kesetiaan, kesabaran dan ketulusan untuk berkarya dalam berbagai kesulitan, ujarnya menambahkan.
Proses perubahan ini tidak hanya melibatkan internal kampus tetapi juga kata dia, melalui berbagai tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi sesuai regulasi dari DIKTI. Pihaknya telah melewati tahap evaluasi yang mendalam terkait kelayakan institusi, mulai dari aspek manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, hingga infrastruktur dan fasilitas pendukung, terang Maria Ringgi Kuwa.
Wanita yang sebelumnya menjadi Direktur Akper St. Elisabeth Lela ini memastikan bahwa setiap tahapan dilalui dengan seksama, dimana pihaknya harus memastikan bahwa seluruh standar yang ditetapkan DIKTI terpenuhi dengan baik.
Maria Ringgi Kuwa tak menampik bahwa, perjalanan ini bukan tanpa hambatan. Terdapat berbagai tantangan administrasi, penyesuaian standar akademik, serta peningkatan kualitas secara menyeluruh yang harus pihaknya kerjakan secara simultan.
Namun, dengan semangat kebersamaan dan dukungan penuh dari semua pihak, baik dari Yayasan, DIKTI, tenaga pendidik, hingga seluruh staf, akhirnya semua proses ini bisa dilalui dan berhasil diselesaikan dengan baik. “Hari ini kita berdiri disini dengan bangga, merayakan hasil kerja keras kita semua,” pungkas Maria Ringgi Kuwa bangga.
Ia pun mengingatkan bahwa, perubahan bentuk menjadi STIKES ini bukan hanya sekedar perubahan nama atau status. Ini adalah komitmen bagi pihaknya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih tinggi, lebih profesional, dan lebih relevan dengan kebutuhan dunia kesehatan yang terus berkembang.
Dengan status baru ini lanjut Maria Ringgi Kuwa, diharapkan pihaknya dapat lebih berkontribusi dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompoten, inovatif, dan siap bersaing di era globalisasi.
Menyadari bahwa semua proses yang dilalui tidak dilakukan sendiri, Maria K. Ringgi Kuwa selaku Ketua STIKES St. Elisabeth Keuskupan Maumere, mengakhiri sambutannya dengan menyampaikan syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah mengambil bagian demi terwujudnya perubahan status ini. [frs]