NTT.WahanaNews.co, Rote Ndao - Dua oknum pejabat lingkup PDAM Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga menyalahgunakan kewenangannya dengan mengambil peralatan kantor PDAM lama yang sudah di bongkar untuk dijadikan sebagai milik pribadi.
Diketahui bahwa, kantor lama tersebut merupakan milik Pemda Rote Ndao yang di pinjam pakai oleh kantor PDAM.
Baca Juga:
Jaksa Agung Mutasi Besar-besaran Pejabat Eselon II & III
Kepada WahanaNews-NTT.co, Kamis (09/11/2023), salah satu staf pada Kantor PDAM Rote Ndao, FP mengatakan, Pejabat yang berinisial TL selaku Kasubag Produksi dan AL selaku Kasubag Hublang PDAM Rote Ndao, diduga telah mengambil pintu, jendela sebelum kantor tersebut dirobohkan oleh exavator.
Sesuai data yang diterima media ini dari FP, selain pintu dan jendela, kedua oknum pejabat ini juga diduga telah mengambil koseng dan seng yang mana itu azet kantor yang masih sangat bernilai dibawa pulang ke rumah untuk kepentingan pribadi, sehingga hal ini FP merasa sudah melanggar aturan.
Menurut FP, seharusnya barang dari kantor lama itu disimpan dan bisa di lelang bukan malah dibawa ke rumah untuk dijadikan milik pribadi, ketus FP.
Baca Juga:
Penjabat Bupati Tapanuli Utara Koordinasikan Peningkatan Pendapatan Daerah dengan Kemenkeu
Lanjut FP mengatakan, barang tersebut bukan milik PDAM. Kantor tersebut milik Pemda yang dipinjam pakaikan kepada PDAM, sehingga harus diketahui oleh Bagian Aset Daerah.
Terpisah, Dirut PDAM Rote Ndao, Didit Mesakh ST, ketika dikonfirmasi mesia ini terkait dengan dugaan pengambilan aset kantor membenarkan adanya pengambilan barang-barang aset milik kantor.
" Betul waktu itu ada beberapa pegawai yang sudah sampaikan ke saya kalau bisa sebelum kantor dibongkar kami bisa ambil barang-barang yang bisa dipakai dari pada exavator kasih hancur, kayu-kayu dan seng bekas kita bisa ambil dan buat di kandang babi atau kandang ayam," ungkap Didit Mesakh.
Kabid Aset Daerah, Bastian Kedo, ketika dikonfirmasi WahanaNews NTT.co lewat telpon seluler pada Jumat (10/11/2023), mengaku tidak mengetahui adanya pengambilan barang-barang tersebut meskipun saat pembongkaran ia juga berada di lokasi.
" Waktu pembongkaran saya juga turut hadir di situ, jadi semua hancur, tau sendiri exavator yang mainkan jadi semua hancur, jadi waktu itu patahan-patahan kayu masyarakat di sekitar situ ambil untuk di jadikan kayu api. Terkait dengan pengambilan pintu, jendela yang diambil saya tidak tau," ujar Bastian.
Sementara itu TL dan AL ketika ditemui media ini di kediaman TL, Jumat (10/11/2023) mengatakan bahwa apa yang disampaikan FP itu mungkin keliru, karena pada saat pembongkaran itu ada beberapa pegawai dari Bagian Aset Daerah.
TL dan AL mengaku bahwa barang-barang tersebut diambil saat bangunannya sudah roboh dan sudah mendapatkan ijin dari staf Bagian Aset Daerah yang ada waktu pembongkaran tersebut.
" Jika yang disampaikan FP seperti itu kalau bilang kita ambil barang, pintu, jendela FP mungkin keliru, karena waktu pembongkaran kantor tersebut ada beberapa pegawai dari bagian Aset daerah Rote Ndao, dan mereka menyaksikan kami ambil barang tersebut di saat bangunan tersebut sudah roboh, itu kami minta ijin di pegawai bagian Aset," tandas AL didampingi TL. [frs]