WahanaNews-NTT | ASF (African Swine Fever) atau Demam Babi Afrika, merupakan penyakit viral pada babi yang sangat menular, menimbulkan berbagai perdarahan pada organ internal dan disertai angka kematian yang sangat tinggi.
Dari keresahan tersebut dan sebagai bentuk upaya pencegahan, maka Program Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi, Universitas Nusa Nipa (UNIPA) menggelar seminar sehari dengan mendatangkan Asisten Manager-Swine Specialist Pilmico & Gold Coin Group, Chandra Destiawan, Sabtu (18/03/2023) di aula Nawa Cita UNIPA Maumere.
Baca Juga:
Wisudakan 583 Mahasiswa, Geri Gobang: Sinergi dan Keberlanjutan adalah Conditio Sine Qua Non Bagi Masa Depan Universitas Nusa Nipa
Diketahui bahwa, ASF disebabkan oleh virus DNA dengan untai ganda dari genus Asfivirus dan Asfarviridae. ASF virus sangat tahan terhadap pengaruh lingkungan, dan stabil pada pH 4-13, serta dapat tahan hidup dalam darah 4 derajat celcius selama 18 bulan, dalam daging dingin selama 15 minggu, dalam daging beku selama beberapa tahun, dalam ham selama 6 bulan dan di dalam kandang babi selama 1 bulan.
Pemateri 1 dan 2 dalam Seminar Manajemen Kandang dan Informasi Virus ASF (Foto: Frans Dhena)
Baca Juga:
Motivasi Kepada Calon Wisudawan, Prodi S1 Ilmu Keperawatan Unipa Maumere Gelar Sharing Alumni
Kepala Program Studi (Kaprodi) Kewirausahaan UNIPA Maumere, Yoseph Darius Purnama Rangga, SE., MM di sela-sela kegiatan tersebut menyatakan tujuan dari seminar ini adalah untuk membuka wawasan berpikir mahasiswa dalam berwirausaha khususnya beternak babi.
Menurut dia, ada mahasiswanya yang punya niat untuk berwirausaha dengan beternak babi, namun satu hal yang ditakuti yakni adanya Virus ASF ini.
Pria yang akrab disapa Yos ini menjelaskan, Manajemen Kandang sebagai bagian dari materi seminar ini tujuannya adalah memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengurus kandang hewan sehingga tidak terserang penyakit atau virus.
Para peserta Seminar (Foto: Frans Dhena)
Sementara itu, Rektor UNIPA Maumere, Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si dalam sambutannya saat membuka kegiatan seminar tersebut mengatakan, sebagian besar masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) boleh dikatakan dalam kehidupannya membutuhkan babi.
Oleh karenanya ada peran sentral secara ekonomi maupun sosial budaya. Sehingga sangat diperlukan adanya informasi tentang bagaimana mengelola peternakan babi termasuk pencegahan ASF secara baik dan benar, kata Rektor yang biasa disapa Anje ini.
Lebih lanjut jelas Anje, program studi Kewirausahaan sangat menyadari arti penting bekerja sama dengan semua pihak dalam rangka mencegah sedini mungkin babi tertular virus ASF.
Sehingga kata Rektor, Program Studi Kewirausahaan ini berusaha untuk membagikan penetrasi dan informasi yang tepat kepada mahasiswa yang berminat untuk masuk kedalam bisnis peternakan babi, dan juga, secara umum UNIPA ingin memotivasi pelaku usaha peternakan babi dimana saja berada di masyarakat, ujar Anje.
Anje menuturkan, seminar ini juga dimaksudkan untuk memberikan inspirasi kepada mahasiswa yang mempunyai minat untuk merintis usaha baru yang berbasis sumber daya lokal, tentang bagaimana beternak babi secara professional.
Hadir juga dalam kegiatan seminar ini, Ketua Yayasan PendidikanTunggi Nusa Nipa, Drs. Sabinus Nabu; Rektor UNIPA Maumere, Dr. Ir. Vincentius Angelinus, M.Si; Kaprodi Kewirausahaan; Yoseph Darius Purnama Rangga, SE., MM; Para Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Unipa Maumere; Pengurus Kadin Sikka; Para Pelaku UMKM dan Mahasiswa Program Studi Kewirausahaan Universitas Nusa Nipa Maumere. [frs]