WahanaNews-NTT | Ditengah puncak karirnya, Pengacara kondang sekaligus pejuang kemanusiaan, Dr. Stefanus Roy Rening, SH.,MH., berani meninggalkan zona nyaman dan memilih untuk kembali ke NTT dengan menjadi Calon Anggota (Caleg) DPR RI.
Pria yang akrab disapa Roy Rening ini pun memilih Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sebagai pelabuhan terakhirnya untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat, khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga:
Bukan Politikus Maupun Pengusaha, Ini Profesi Asli Caleg DPR RI Devara Putri
Dalam konferensi persnya, Jumat (10/03/2023) di Maumere, Roy Rening menyampaikan niatnya untuk maju sebagai Caleg DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) NTT 1.
Pertama, Roy Rening yang dikenal tegas ini bertekad untuk memperjuangkan proses pengambilan keputusan politik hukum bangsa, baik berupa konsep pemikiran hukum yang akan dibuat dalam politik Perundang-undangan maupun Kebijakan Hukum sekaligus Implementasinya.
Hal ini, sebut Roy Rening berdasarkan atas apa yang dialaminya sendiri ketika mendampingi mantan Gubernur Papua Barat, Lukas Enembe. Ia kemudian mengisahkan bagaimana seorang pejabat negara mendapat perlakuan hukum seperti itu, apalagi dengan rakyat kecil.
Baca Juga:
Real Count KPU, Ini 30 Calon Kuat Anggota DPR RI pada 3 Dapil di Sumut
Roy Rening (kedua dari kanan), Foto: Frans Dhena
Sehingga Roy Rening memilih jalur DPR RI karena bagi dia adalah sesuatu yang sia-sia jika perjuangannya itu tidak dilakukan lewat sebuah sistem. Dengan menjadi Anggota DPR RI, Roy Rening meyakini bahwa perjuangannya dalam politik hukum negara tidak akan sia-sia.
Kedua, berdasarkan data, Roy Rening yang adalah Putra asli Flores ini menyebutkan bahwa NTT termasuk Provinsi termiskin ketiga di Indonesia. Inilah yang mendorong dirinya untuk memperjuangkan perubahan di NTT. “Kita sudah tujuh puluh sekian tahun merdeka, reformasi sudah 25 tahun, namun hingga saat ini NTT belum maju, kecuali Kota Kupang,” ungkapnya.
Menurut dia, Pemilihan Umum 2024 adalah moment dimana rakyat mengevaluasi kinerja wakil rakyatnya. Roy Rening memilih untuk turun gunung menuju NTT, karena ia peduli dan merasa prihatin dengan kondisi di NTT saat ini.
Keprihatinan ini muncul karena berdasarkan data yang diperolehnya, menunjukkan bahwa angka gizi buruk di NTT cukup tinggi dan tingkat pendidikannya semakin hari semakin menurun. Padahal, menurut Roy Rening orang Flores-lah yang sudah banyak menghasilkan orang-orang pintar di Indonesia, tetapi di daerahnya sendiri mutu pendidikannya semakin menurun, tuturnya miris.
Ini menujukkan bahwa, ada ruang kesalahan, namun salahnya dimana? tanya Roy Rening sembari mengatakan komitmen politik untuk membangun sumber daya dan masyarakat NTT sangat lemah.
Ketiga, persoalan-persoalan hukum dan HAM seperti kriminalisasi terhadap orang-orang kecil dan tak berdaya di NTT, khususnya orang Flores yang selalu menjadi perbincangan dan bahkan perdebatan publik akan menjadi fokus perhatian Roy Rening.
Bagi dia, untuk bisa memperjuangkan persoalan-persoalan hukum dan HAM bagi orang-orang kecil dan tak berdaya di NTT ini dibutuhkan anggota-anggota legislatif yang punya hati dan selalu hadir untuk rakyatnya.
“Sudah saatnya hati nurani saya terpanggil untuk turun gunung, saya kembali ke kampung, pulang ke Flores menjadi wakil mereka, supaya secara nasional ada yang memperjuangkan kepentingannya,” ucap Roy Rening.
Melalui tagline “Memperjuangkan Hak-Hak Masyarakat Yang Terpinggirkan” Roy Rening yang dikenal konsisten ini, meminta kepada masyarakat Flores-Lembata dan Alor untuk mendukungnya menjadi Anggota DPR RI pada Pemilu 2024 mendatang. [frs]