WahanaNews-NTT | Survei nasional yang dirilis Indikator Politik Indonesia menyoroti ketersediaan lapangan kerja di Tanah Air. Tak kurang dari 33,2 persen responden menilai masalah pengurangan pengangguran harus terselesaikan dalam waktu 5 tahun ke depan.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini ada 16 juta orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Mereka adalah orang-orang yang menganggur sejak sebelum pandemi sebanyak 7 juta orang dan 2,7 juta angkatan kerja tumbuh setiap tahun serta 5-6 juta pekerja yang menjadi korban PHK saat terjadi pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Kelulusan S3 Bahlil Lahadalia Ditangguhkan Universitas Indonesia
"Jadi kita ada 16 juta (orang yang tidak bekerja)," kata Bahlil dalam Rilis Temuan Survei Indikator Politik, Jakarta, Minggu (9/1).
Sementara itu penyerapan tenaga kerja yang bisa dilakukan pemerintah setiap tahun paling banyak hanya 1 juta orang. Terdiri dari penerimaan pegawai CPNS, penerimaan anggota TNI dan Polri serta pegawai BUMN.
"Paling tinggi setahun hanya 1 juta, selebihnya dari sektor swasta" kata dia.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pengurus DPP Partai Golkar Periode 2024–2029
Untuk itu, investasi sektor swasta ini kata Bahlil harus didorong untuk penciptaan lapangan kerja yang berkualitas. Pemerintah menargetkan tahun 2022, dari investasi yang masuk akan ada 1,2 juta penyerapan tenaga kerja.
"Kala teori ekonomi ini kali 3 atau ada juga yang dikali 5. Jadi bisa menciptakan 4-5 juta lapangan pekerjaan," kata dia.
Bahlil mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional 57 persen disumbang dari sektor konsumsi. Baru di urutan kedua didorong sektor investasi 31 persen.
Namun untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dibutuhkan daya beli yang didorong kepastian pendapatan. Kepastian tersebut harus didukung terciptanya lapangan kerja oleh sektor swasta. "Lapangan kerja ini dorong sektor swasta," kata dia.
Pemerintah pun memberikan dukungan pada sektor swasta agar bisa menciptakan lapangan kerja. Caranya dengan memangkas birokrasi perizinan lewat Undang-undang Cipta Kerja. Di sisi lain, pemerintah juga mendorong para sarjana dan yang baru lulus sekolah untuk menjadi wirausaha. "Kita permudah semua, percepat buat dunia usaha," katanya.
Selain itu, pemerintah juga membantu investasi dalam dan luar negeri dalam hal realisasi investasinya. "Pemerintah siapkan jalurnya dan memang saya akui Indonesia pada 2020 dan 2021 masalah besar ini lapangan pekerjaan," kata dia mengakhiri.
[dny]