WahanaNews-NTT | Manager ELTRAS FC, Boni Makalo memprotes kepemimpinan wasit yang memimpin pertandingan saat timnya berhadapan dengan Waioti FC dalam laga 16 besar Piala Dewi Sartika di Stadion Gelora Samador, Sabtu (14/01/2023).
Boni Makalo bahkan menilai wasit yang memimpin pertandingan tersebut sangat buruk dan penuh kontroversi.
Baca Juga:
Babak 16 Besar, Buteng vs Imada: Mimpi Laskar Hoga Ngada Samakan Rekor Schalke dan PS Nangahure
Diketahui, pertandingan babak 16 besar Piala Dewi Sartika antara tim Eltari Atas (ELTRAS FC) dengan Waioti FC ini dipimpin wasit utama, Joni Pora alias Ogut.
Joni Pora sedang memberikan arahan kepada kedua kapten tim. (Foto: Frans Dhena).
Baca Juga:
Amphibi Waipare vs PS Nangahure: Laga Pembuktian The Rusher Kandaskan Mimpi Laskar Kuning
Usai pertandingan, Boni Makalo langsung menuju ke meja Inspektur Pertandingan dan Ketua Askab Sikka guna melakukan protes atas kepemimpinan wasit Joni Pora yang dinilai banyak kontroversi tersebut.
Dikatakan bahwa, kepemimpinan wasit yang demikian dapat memicu keributan, apalagi saat itu disaksikan oleh banyak penonton dan suporternya.
Boni Makalo pun menyayangkan sikap arogan wasit yang selalu mengancam pemain dengan mengeluarkan kartu, jika melakukan protes meski hal yang diprotes itu benar.
Dia pun meminta kepada Askab Sikka untuk mengevaluasi lagi kinerja wasit yang dinilai tidak sportif dalam memimpin pertandingan tersebut, padahal pertandingan ini bertajuk Flores-Lembata.
Tim ELTRAS FC
"Jadi kalau mau buat event seperti ini, harus pakai wasit dari luar, bila perlu dari Asprov. Kalau buat model begini maka jangan lagi dilanjutkan. Bagaimana sepak bola Sikka mau maju kalau wasit saja seperti ini," pungkas Boni Makalo tegas.
Tim WAIOTI FC
Pantauan WahanaNews.co, protes Boni Makalo ini berawal ketika memasuki pertengahan babak kedua salah satu pemain ELTRAS FC dijatuhkan didalam kotak pinalti namun, Joni Pora yang memimpin pertandingan tersebut tidak meniup pluit.
Saat itu ELTRAS FC memang sudah tertinggal 1 gol lewat gol cantik Jihan sang kapten Waioti FC melalui sepakan corner langsung pada menit ke-7 babak pertama.
Tidak hanya itu saja, lagi-lagi Joni Pora "berulah" dengan tidak melakukan hal yang sama ketika salah satu pemain belakang Waioti FC menyentuh bola dengan tangan juga didalam kotak pinalti.
Dua putusan yang memang cukup kontroversial, psehingga membuat Manager, Official, pelatih, pemain dan juga suporter merasa kesal dengan kepemimpinan wasit ini.
Jika saja dua pelanggaran tersebut langsung ditiup wasit dan memberikan tendangan pinalti, belum tentu tim ELTRAS FC yang diisi para pemain dari Nagekeo dan Ngada ini harus pulang duluan atau gugur di babak 16 besar dalam pertandingan yang bertajuk Open Turnamen Dewi Sartika Cup ini.
Namun demikian Boni Makalo tetap menerima kekalahan timnya sembari sekali lagi meminta kepada Askab Sikka dan Panitia Penyelenggara untuk mengevaluasi kepemimpinan wasit tersebut.
Tim Kemanan Polres Sikka yang selalu sigap dalam mengamankan jalannya pertandingan. (Foto: Frans Dhena).
Kekalahan 1-0 dari Waioti FC membuat langkah ELTRAS FC terhenti dan memuluskan langkah Waioti FC sebagai tim ketiga yang melaju ke babak Perempat Final (Delapan Besar).
Di babak Delapan Besar, Waioti FC akan berhadapan dengan Maumere Muda yang sudah terlebih dahulu lolos setelah mengandaskan tim asal Kota Maumere ANCAM FC dengan skor tipis 3-2.
Saksikan keseruan pertandingan sepak bola Piala Dewi Sartika, dengan harga tiket Rp. 10.000 per kepala. Pertandingan dimulai pukul 15.15 Wita, di Stadion Gelora Samador Maumere. [frs]