WahanaNews-NTT | Saat ini keuangan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dipastikan dalam kondisi membaik.
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan 2 BUMN tersebut tidak bangkrut walaupun mencatatkan kerugian signifikan.
Baca Juga:
Jonan Temui Prabowo Dua Jam, Tegaskan Tak Bahas Whoosh
Kerugian Pertamina dan PLN ini terjadi setelah adanya lonjakan harga batu bara dan minyak mentah secara global. Komoditas ini merupakan bahan baku produksi kedua perseroan.
Adapun kerugian Pertamina mencapai Rp 191,2 triliun. Sementara PLN mengalami kerugian sebesar Rp 71,1 triliun.
Erick memastikan kerugian ini tidak membuat kedua BUMN ini menjadi bangkrut.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dorong Instansi Pemerintah, BUMN dan Swasta Jadi Contoh Penuhi Kewajiban ke PLN Sebagai Konsumen
"Kemarin kan seakan-akan PLN dan Pertamina bangkrut, tidak," ungkap Erick saat ditemui wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, dikutip Sabtu (4/6/2022).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mencatat defisit arus kas Pertamina mencapai USD2,44 miliar atau Rp 35,86 triliun.
Defisit ini terjadi per Maret 2022 lantaran Pertamina tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada saat harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan.