WahanaNews-NTT | PT PLN (Persero) memperkuat pondasi ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), khususnya untuk kendaraan listrik roda dua di Indonesia melalui sinergi bersama Hyundai Kefico and Consortiums.
Keduanya bersepakat untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air dengan membangun pabrikasi motor listrik serta infrastruktur dan operasi stasiun penukaran baterai motor listrik di Indonesia. Pada tahap awal, keduanya merancang model bisnis yang tepat untuk mengakselerasi ketersediaan infrastruktur dan komponen kendaraan listrik roda dua.
Baca Juga:
PLN dan BYD Motor Indonesia Kolaborasi Kembangkan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Kerja sama antara PLN dengan Hyundai Kefico and Consortiums disepakati dalam Nota Kesepahaman yang ditandangani di sela acara Kick Off Ceremony dan Showcase Exhibition di Auditorium Kantor Pusat PLN (19/7). Kerja sama antara PLN dan Hyundai Kefico and Consortiums meliputi penyediaan aspek-aspek penting kendaraan listrik seperti mesin penggerak, komponen, baterai, hingga manajemen servisnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi PLN. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah mengamanatkan agar Indonesia bisa menjadi pemain utama kendaraan listrik di dunia.
“Presiden sudah mengamanatkan kepada kami untuk bisa beralih dari kendaraan yang tadinya berbasis impor dan kotor menjadi kendaraan berbasis listrik. Dengan masifnya pemakaian kendaraan listrik bisa mengurangi beban impor bahan bakar minyak (BBM) sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan kita,” ujar Darmawan.
Baca Juga:
Siap Akselerasi Kendaraan Listrik, PLN Teken Kerjasama dengan BYD Motor Indonesia
Dia memastikan rancangan strategi yang telah disepakati dengan Hyundai Kefico and Consortiums akan segera dieksekusi. Ia optimistis kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak, dan terutama masyarakat karena mendapat kendaraan berbiaya rendah, berkualitas baik, aman dan ramah lingkungan.
“Dengan penggunaan kendaraan listrik bisa mengurangi setengah emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan kendaraan berbasis BBM,” ujar Darmawan.
Ia merinci, target awal adalah kerja sama ini memproduksi 100 unit sepeda motor listrik. Ditambah 1.000 motor listrik hasil konversi dari motor BBM. Rencananya, proyek ini akan berlangsung selama 14 bulan ke depan.
Darmawan berharap kerja sama dengan Hyundai Kefico and Consortiums berjalan lancar dan mempercepat transisi Indonesia ke energi bersih. Ia berharap masyarakat tak lagi ragu untuk beralih ke kendaraan listrik guna mendukung target Carbon Neutral pada 2060.
Dengan adanya kendaraan listrik yang akan dibuat oleh PLN dan Hyundai Kefico and Consortiums ini maka akses masyarakat terhadap motor listrik bisa lebih mudah.
Hingga Juni 2022, tercatat lebih dari 139 unit SPKLU sudah tersedia pada 110 lokasi di 48 kota di Indonesia. Adapun rencana penambahan sampai akhir tahun 2022 adalah sejumlah 110 unit dengan ekosistem yang terbentang membentuk peta jalan nasional di seluruh Indonesia.
“Ini juga sebagai bukti nyata bagi dunia bahwa Indonesia sudah bergerak cepat dalam transisi energi. Khususnya beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil menjadi berbahan bakar listrik. Dari energi mahal berbasis impor ke yang murah berbasis domestik dan ramah lingkungan,” tutur Darmawan.
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Tae Sung, menyambut baik kerja sama ini. Ia menilai Korea Selatan adalah mitra strategis untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Kerja sama kedua negara bisa mendorong Indonesia sebagai produsen motor listrik di ASEAN dengan rantai pasok baterai terintegrasi pertama di dunia.
“Indonesia bisa menjadi pusat produksi motor listrik di ASEAN bahkan pengekspor motor listrik dunia. Indonesia memiliki nikel yang menjadi bahan utama dalam sektor e-Mobility dan memiliki pasar yang besar. Sedangkan Korea memiliki teknologi dan pengalaman terkait dengan industrialisasi e-Mobility. Jika kita memadukan kelebihan kedua negara tersebut, kerja sama ini akan jadi salah satu contoh kerja sama terbaik dan saling menguntungkan,” ujar Tae Sung.
Vice President and CTO Hyundai Kefico, Park Seong Min menyatakan keyakinannya atas proyek masa depan ini. Pihaknya telah mengembangkan mesin penggerak kendaraan listrik yang berkualitas tinggi untuk mendukung program konversi motor berbahan bakar fosil ke listrik.
“Dalam kerja sama ini Hyundai bertekad untuk menyediakan suku cadang terbaik dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia,” jelas Park Seong Min.
Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho mengapresiasi kerja sama kedua negara dalam percepatan ekosistem KBLBB di Indonesia. Priharto menjelaskan konversi 1,5 juta motor BBM ke listrik mampu menghemat konsumsi BBM sebanyak 6 ribu barel per hari dan meningkatkan konsumsi listrik sampai 1.200 TWh.
“Program ini bisa meningkatkan efisiensi dan menekan impor BBM. Industri ini juga mendorong pengurangan emisi karbon global. Kerja sama ini bisa menjadi trigger positif untuk mendorong pihak-pihak lain turut serta dalam pengembangan ekosistem KBLBB sehingga bisa mendukung percepatan transisi energi,” ujar Priharto. [frs]