WahanaNews-Labuanbajo | Waterfront City di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menjadi tempat favorit wisatawan.
Terlebih setiap sore hari, tempat yang adalah titik nol kota Labuan Bajo itu selalu dipadati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Para wisatawan tampak berfoto di atas tangga-tangga Waterfront dengan latar belakang pantai dan gugusan pulau-pulau mungil di sekitar kota Labuan Bajo.
Ada juga wisatawan yang datang untuk nongkrong santai bersama keluarga dan kerabat sembari menikmati kopi khas Manggarai yang disiapkan penjual kopi keliling.
Juan, salah seorang wisatawan lokal, mengaku kagum dengan pembangunan Waterfront City Labuan Bajo. Selama ini, ia hanya melihat bangunan megah berkelas dunia tersebut di televisi dan internet.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Kini, warga Labuan Bajo dan sekitarnya, bisa melihat langsung tempat yang indah nan megah di Labuan Bajo.
“Ini benar-benar melengkapi keindahan kota Labuan Bajo. Dari sini, kita bisa melihat jelas, ternyata Labuan Bajo itu benar-benar indah,” ungkap Juan kepada wartawan, Sabtu (7/5/2022) sore.
Masalah sampah di Waterfront Labuan Bajo
Di balik keindahan Waterfront City itu, ada hal yang menurut Juan mesti menjadi perhatian pemerintah dan stakeholders, serta wisatawan, yakni sampah.
Makin ramai dikunjungi, ternyata makin banyak pula sampah plastik berserakan di Waterfront Labuan Bajo.
“Mungkin itu yang perlu diperhatikan. Bagaimana bisa membuat wisatawan nyaman jika tempat wisatanya kotor,” katanya.
Ia pun berharap kepada pemerintah dan pihak yang berkepentingan agar menyiapkan tempat sampah di setiap bagian waterfront.
Selain itu, mesti ada peringatan keras bagi wisatawan yang membuang sampah sembarang saat berwisata ke tempat itu.
“Kasian kan, wisatawan dari luar datang, lihat sampah berserakan begini. Citra pariwisata Labuan Bajo bisa buruk di mata wisatawan. Mungkin ini bisa jadi perhatian serius,” ujar Juan. [rda]