WahanaNews-Labuanbajo | Bocah berusia 16 Tahun di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa memilih bertani sayur lantaran kondisi Ekonomi Orang Tua yang tidak menunjang.
Abrewaldus Metboki Bocah berusia 16 Tahun, saat ini terpaksa harus menjadi petani sayur lantaran kondisi ekonomi orang tuanya yang sangat lemah.
Baca Juga:
BI Indikasikan Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
Abrewaldus Metboki, saat dijumpai Awak Media, Minggu (29/05/2022), di kebun sayur miliknya mengatakan, usianya yang saat ini harus menimba ilmu dibangku SMP terpaksa kandas karena ketiadaan biaya.
"Saya sebenarnya masih sekolah hanya uang tidak ada, terus saya juga kasian orang tua jadi saya juga pikir biar tanam sayur kol bisa bantu orang tua," ceritanya.
Dirinya juga menjelaskan, waktu itu iya meminta orang tuanya uang untuk membeli bibit sayuran, dan orang tuanya memberinya uang sebanyak 200 ribu rupiah, dengan uang 200 ribu iya manfaatkan untuk membeli berbagai macam bibit sayuran dan iya tanami dilahan seluas 6 are.
Baca Juga:
Keyakinan Konsumen Meningkat pada Agustus 2023
"Uang 200 ribu ini saya pake beli bibit sayur kangkung, bibit sawi dan kacang panjang," urainya.
Dari hasil menanam sayur mampu menghasilkan 150 ribu sampai 200 ribu rupiah perbedeng.
"Sayur putih biasanya orang pasar beli dengan satu bedeng 150 ribu, kalau sayur kangkung itu 200 ribu perbedeng," ujarnya. [jat]