WahanaNews-Labuanbajo | Pertemuan Ketiga Digital Economy Working Group (3rd DEWG) G20 telah digelar pada 20-22 Juli 2022 di Labuan Bajo. Pertemuan ini dinilai efektif mendongkrak pariwisata lokal, terutama dengan keunikan dan kekayaan daerah yang dimiliki.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Manggarai Barat meyakini gelaran forum G20 bisa berdampak besar bagi perekonomian pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga:
Mentan G20 Sepakati Ketahanan Pangan Jadi Bagian HAM
Ketua Badan Pengurus Cabang PHRI Manggarai Barat Silvester Wanggel mengatakan pertemuan tersebut dapat membantu pengusaha hotel dan restoran dalam restorasi running cost yang hilang selama dua tahun pandemi.
"Ada sekitar 150 hotel, dan 111 restoran atau rumah makan yang tergabung dalam PHRI Manggarai Barat. Beberapa hotel berbintang seperti Meruorah dan Ayana dipastikan penuh saat gelaran G20 berlangsung," ujarnya dikutip dari siaran pers, Senin (25/7/2022).
Selain menambah pemasukan bagi tempat usaha, pelaksanaan G20 berkontribusi langsung bagi perekonomian para karyawan hotel dan restoran yang sempat dirumahkan, karena tempat bekerjanya terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Dunia Apresiasi Kebangkitan Pariwisata Indonesia
Kendati demikian, dia mengakui masih ada beberapa hotel yang belum mendapatkan dampak dari gelaran forum internasional itu. Hal itu dikarenakan hotel yang berada di pulau dan desa. memiliki segmentasi yang berbeda.
Sebagai informasi, Labuan Bajo dipilih menjadi tuan rumah perhelatan G20 karena memiliki potensi ekonomi, dengan destinasi pariwisata yang terus berkembang serta memiliki multiplier effect bagi daerah di sekitarnya.
Untuk tetap menjaga kualitas pelayanan, beberapa hotel dan restoran di Labuan Bajo pun telah memiliki sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE). Seluruh pegawai restoran dan hotel di Labuan Bajo pun telah divaksinasi Covid-19. [jat]