WahanaNews-Labuanbajo | Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengatakan bakal mengoptimalkan spot-spot wisata yang ada di darat Labuan Bajo dan sekitarnya.
Hal itu dikatakan Bupati Edi sapaan Edistasius setelah merespons rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) yang akan menaikkan harga tiket masuk ke TNK menjadi Rp 3.75 juta
Baca Juga:
4 Tips Bagi Traveling yang Minim Budget
“Kita membuka akses-akses khusus spot-spot wisata yang ada di darat. Karena, selain yang ada di Pulau Komodo dan Padar, spot wisata di Labuan Bajo juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi,” ujar Bupati Edi, Sabtu (02/07/2022).
Manggarai Barat kata Bupati Edi, sangat kaya akan potensi wisata alam dan budayanya.
Karena itu, pemerintah daerah akan membenahi potensi wisata alam maupun budaya agar menjadi pilihan bagi wisatawan sambil menunggu antrean ke Pulau Komodo dan Padar.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
“Sebelum ke Pulau Komodo dan Padar, wisatawan pergi ke spot-spot yang di tempat lain khususnya yang ada di darat,” tutupnya.
Sebelumnya, Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi TN Komodo Carolina Noge menyebut, kenaikan harga tiket ke TNK mempertimbangkan biaya konservasi.
“Dengan mempertimbangkan biaya konservasi, (biaya) Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun, dan untuk kuota kunjungan ke TNK akan dibatasi 200.000 orang per tahun,” katanya di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (27/6/2022).
Carolina menambahkan, biaya tersebut rencananya diterapkan secara kolektif tersistem, Rp15 juta per empat orang per tahun.
Lebih lanjut, hitungan tersebut diambil dari pertimbangan biaya konservasi, akibat hilangnya nilai jasa ekosistem karena lonjakan kunjungan wisatawan ke TNK.
“Pengunjung nantinya bebas datang, dengan komponen biayanya nanti akan kita bahas satu-satu untuk apa aja sih sebenarnya. Tapi ujung-ujungnya nanti untuk konservasi tadi karena nilai jasa ekosistem yang hilang tadi Rp 11 triliun,” kata Carolina.
Setiap wisatawan yang masuk dianggap membawa pengaruh, baik terhadap satwa, keanekaragaman hayati, dan seluruh ekosistem di kawasan tersebut.
Sebelumnya, berdasarkan hitungan dan rekomendasi hasil kajian, biaya konservasi sebagai kompensasi dari setiap kunjungan wisatawan berkisar antara Rp 2.943.730 hingga Rp 5.887.459.
Selain itu, kuota kunjungan juga akan dibatasi menjadi 200.000 orang per tahunnya. Wisatawan pun wajib melakukan registrasi secara online lewat situs web yang akan disediakan nanti.
Aturan kuota ini merupakan hasil Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Ekosistem di TNK yang telah dilakukan para ahli.
Adapun jumlah ideal wisatawan yang diperoleh yaitu 219.000 orang per tahun, dengan jumlah maksimal kunjungan sebanyak 292.000 orang per tahun.
Menurut penjelasan Kepala Kajian Daya Tampung Daya Dukung Taman Nasional Komodo Irman Firmansyah, pembatasan jumlah kunjungan di TNK ini dilakukan guna menjaga kelestarian satwa liar di TNK dan ekosistemnya
“Prinsipnya pengunjung tidak hanya ingin melihat Komodo. Jika ingin melihat, cukup ke kebun binatang saja. Tapi kita ingin melihat kehidupan liarnya, dan di sana (TNK) harus benar-benar terjaga. Konservasi harus dominan,” ucap Irman. [jat]