WahanaNews-Labuanbajo | Pemerintah Labuan Bajo membangun sejumlah fasilitas dalam mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo.
Fasilitas-fasilitas baru tersebut ada yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) namun ada juga yang merupakan infrastruktur non PSN.
Baca Juga:
IWGFF Dorong Kolaborasi Masyarakat Sipil dalam Melawan Kejahatan Keuangan Hijau
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Pelaksana Komite Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menyatakan pembangunan ini sejalan dengan arah pengembangan Labuan Bajo menjadi wisata super premium.
Karena itu, tidak heran deretan infrastruktur yang dihadirkan juga memiliki jaminan kualitas yang mumpuni.
“Saat ini, ada dua PSN di Labuan Bajo yaitu Terminal Multipurpose Labuan Bajo dan Bandara Komodo,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi KPPIP.
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
Terminal Multipurpose Labuan Bajo dengan Pelindo sebagai Penangung Jawab Projek telah selesai dikerjakan dalam mulai beroperasi. Bahkan sementara dilakukan kajian untuk memaksimalkan fungsinya.
Sementara PSN lainnya adalah Bandara Komodo dengan penanggung Jawab Kementerian Perhubungan yang saat ini telah beroperasi dan terselesaikan lebih dari 90 persen dengan target penyelesaian pada Mei 2022.
Selanjutnya dukungan infrastruktur Non-PSN yang sedang dikerjakan maupun telah diselesaikan adalah penataan (waterfront) Pelabuhan Labuan Bajo, Pembangunan Pelabuhan penyeberangan di Pulau Kelor, Padar dan Rinca serta pembangunan dermaga pengganti Pelabuhan Labuan Bajo.
Dilakukan juga pembangunan jalan dan utilitas, manajemen lalu lintas dan transportasi publik; pengerjaan ducting utilitas kelistrikan dan telekomunikasi, pengembangan ketersediaan jaringan internet 4G/5G serta pembangunan sarana dan jaringan air bersih.
Kemudian pembangunan PJUTS di Manggarai Barat, pengembangan Kelistrikan di Labuan Bajo; pengelolaan sampah dan IPAL dan peningkatan kelas fasilitas Kesehatan dan peningkatan vaksinasi.
Tentunya pengembangan pariwisata tidak hanya sebatas infrastruktur, tetapi perlu didukung dengan pembangunan kepariwisataan (non struktural) untuk akselerasi ekonomi.
Misalnya pembentukan BLU Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, pengembangan masyarakat di dalam Taman Nasional Komodo, perbaikan sistem keamanan dan keselamatan, digitalisasi, peningkatan investasi dan pengembangan atraksi wisata.
Ditetapkan pada tahun 2019 sebagai Destinasi Super Prioritas, Labuan Bajo Flores adalah Destinasi wisata yang meliputi 11 kabupaten dan Kawasan Cagar Biosfer Komodo serta wilayah otorita seluas 400 hektar. [rda]