“Saya tidak tau beliau dengar dari siapa, padahal sebelumnya kami semua sudah gelisah. tetapi ketika jam 3 sore beliau telpon, saya langsung menyampaikan pa Wens tolong bantu saya. Dan syukur jam setengah delapan tadi malam sudah dapat sopir dan diberangkatkan sampai disini,” ucap kades Ojang ini.
Lebih lanjut Petrus Pade mengisahkan bahwa awalnya ia melihat almarhumah Natalia Nona ini di facebook yang saat itu ada di rumah sakit Doktor Sutomo. Dalam postingan tersebut dirinya melihat alamarhumah dalam keadaan kritis.
Baca Juga:
Harus Dihindari! Ini 4 Dampak Buruk Jika Memiliki Mental Pengemis
Lanjutnya mengisahkan, pada tanggal 8 April Natalia Nona ini masuk di rumah sakit PDH Benowo Surabaya dan masih dalam kondisi yang baik.
Namun karena keadaannya semakin parah, beliau (alamarhumah-Red) dipindahkan ke rumah sakit Doktor Sutomo. “dan saya mengikuti persis di facebook itu,” tutur dia.
“Saya lalu mendatangi keluarga dan mengumpulkan mereka semua dan menceritakan tentang kondisi yang dialami oleh Nona Natal ini.” ujarnya menambahkan.
Baca Juga:
Kesulitan Minyak Goreng Curah, Pedagang di Bekasi Harus Rela Keliling Agen
Setelah dicek kata Petrus Pade, ternyata almarhumah dan juga suaminya tidak mengantongi dokumen berupa KTP dan Kartu Keluarga sehingga saat berada di rumah sakit namanya bukan lagi Natalia Nona melainkan Mariana Nona Ewar.
Dia lalu berani mengambil langkah untuk membuatkan Surat Keterangan Domisili meski secara aturan disalahkan.
Selaku kepala desa Ojang, Petrus Pade megatakan bahwa sebagai pemerintah desa pihaknya punya tanggung jawab moril. Ini adalah murni tanggung jawab moril politik kita. Bahwa ketika warga kita susah maka kita sebagai pimpinan tidak sedang bersenang-senang tetapi turut menderita dan mengambil bagian didalamnya, pungkasnya.