NTT.WahanaNews.co-Sikka| Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu mengungkapkan bahwa SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa (SMABHAK) pecahkan rekor sebagai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pertama di Maumere yang berani melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri secara massal.
Pernyataan ini disampaikan langsung Yang Mulia Uskup Maumere kepada siswa-siswi yang hendak berangkat itu saat meminta berkat dan restu dari Mgr. Ewal, Kamis (29/8/2024).
Baca Juga:
Lepas-Pergikan Kontingen Pertukaran Pelajar SMABHAK, Sr. Ines: Sebuah Prestasi yang Luar Biasa
“Ini satu-satunya SMA di Maumere yang berani melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri secara massal. Kalau yang lain itu hanya 1 atau 2 orang. Kalian ini hebat sekali, luar biasa, bersama-sama dalam komunitas,” ungkap yang Mulia Mgr. Ewal.
Mgr. Ewal yang juga bertanggung jawab di Komisi Pendidikan KWI ini, mengatakan, biasanya dalam rangka promosi sekolah, kegiatan seperti ini hanya diberlakukan bagi orang-orang tertentu. Mestinya, tutur Yang Mulia, setiap anak harus diperhatikan. Itulah yang kita sebut sebagai Merdeka Belajar.
Hakekat pendidikan yang sebenarnya adalah seperti di Bhaktyarsa ini. Perhatian dan kesempatan bukan hanya anak tertentu tapi untuk semua anak supaya ke depan bisa menjadi pribadi-pribadi yang mampu bersaing secara sehat, tidak memilih-milih siswa untuk promosi sekolah, ketus Dia.
Baca Juga:
Ikut Dalam Rombongan Pertukaran Pelajar ke Philipina, Rila dan Rado Mengaku Bangga, Orangtua: Terima Kasih SMA Bhaktyarsa
Hal senada juga disampaikan Koordinator Pengawas (Korwas) Dikmen Kabupaten Sikka, Disdikbud Provinsi NTT, Mikael Maran. Menurut dia, tidak ada sekolah yang seperti Bhaktyarsa.
Selaku Korwas, Mikel Maran kemudian menitipkan beberapa point penting sebagai arahan kepada sekolah yang dikomandoi Sr. Marselina Lidi ini.
Pertama, Lembaga Pendidikan Katolik SMASK Bhaktyarsa harus terus menginisiasi bentuk inovasi yang memotivasi Peserta Didik untuk terus mengembangkan kemapuan akademik, bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat dan dunia secara lebih nyata serta terus mempertahankan Kekatolikkan dan falsafah bangsa yang berkarakter Pancasila.
Kedua, Para siswa harus menjaga kepercayaan lembaga ini dalam bentuk terus menegakkan disipilin dan bertanggung jawab dalam keberadaannya, termasuk di luar negeri nanti di sekolah yang dikunjungi Philipina, serta terus mempromosikan kebaikan dan kekayaan budaya dan kehidupan sosial sekolah asal, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT dan Negara Indonesia.
Ketiga, terus melakukan yang terbaik selama di sana yang membuat peserta didik jauh lebih maju atau lebih kreatif dalam kehidupannya untuk kemudian dapat digunakan dalam melakukan transformasi di kehidupan nyata kelak nanti ketika kembali ke tanah air Indonesia.
Pelepasan oleh Pemerintah yang Diwakili Koordinator Pengawas Dikmen Kabupaten Sikka, Mikael Maran.
Sementara itu, Kepala SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa Maumere, Sr. Marselina Lidi, SSpS, menjelaskan, hal yang paling penting adalah sebelum berangkat, pihaknya merasa penting untuk melatih siswa-siswi ini untuk rendah hati, sederhana dan menyadari ada siapa yang berjasa.
Sehingga kata Marselina, menyadari pentingnya keterlibatan orang lain itu maka pihaknya kemudian melakukan kunjungan ke kuburan SSpS Wairkoja, bertemu Suster Provinsial, berpamitan dengan para Suster di Rumah Provinsialat, dan juga Rumah Jompo para Suster.
Tidak hanya itu saja, mereka juga mendatangi Yang Mulia Uskup Maumere, dan menyempatkan diri bertemu dan meminta dukungan sekaligus pelepasan oleh pemerintah yang diwakili diwakili oleh Korwas.
Marselina menuturkan, pertukaran pelajar ini bakal menjadi Program Berkelanjutan karena nantinya pada Bulan Februari 2025 pihak sekolah yang dikunjungi akan melakukan hal yang sama dengan mengunjungi SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa. Bagi Dia ini bukan hal baru, namun program ini sudah pernah dilakukan 3 (tiga) tahun yang lalu. [frs]