Rote Ndao, WahanaNews-NTT | Tim Ombudsman NTT menemukan tiga hal yang selalu jadi keluhan pasien dan keluarga ketika mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Ba'a, Kabupaten Rote Ndao, Selasa (26/09/2023). Keluhan ini bahkan terjadi berulang-ulang kali.
Kepada WahanaNews-NTT.co, Kepala Ombudsman Perwakilan NTT, Darius Beda Daton melalui pesan WhatsAppnya mengaku keluhan itu sudah terjadi yang kedua kalinya.
Baca Juga:
Tokoh Masyarakat Sulteng Apresiasi Kinerja Polri Dalam Menjamin Keamanan Masyarakat
" Kali ini adalah kunjungan kedua saya ke rumah sakit tipe C non BLUD milik Pemda Rote Ndao," ungkap Beda Daton
Ia menyebut, tiga hal yang sering dikeluhkan pasien dan keluarga di Rumah Sakit (RS) tersebut adalah pertama; tidak tersedianya obat tertentu di apotik RS. Hal ini telah berlangsung lama sehingga pasien JKN/KIS terpaksa membeli obat dengan biaya sendiri di apotik lain di sekitar RS.
Darius Beda Daton menjelaskan, berdasarkan Permenkes no 28/2014, sistem pembayaran klaim RS ke BPJS adalah paket, termasuk biaya obat. Karena itu RS wajib menyiapkan obat Fornas BPJS. Jika pasien membeli sendiri obat diluar RS, uang pasien harus dikembalikan.
Baca Juga:
Hak Masyarakat Tidak Terabaikan, Hasan Slamat: Perkuat Jaringan Pengawasan Terhadap Pelayanan Publik
Kedua lanjut Beda Daton, RS ini tidak bekerja sama dengan apotik penyangga/jejaring di luar RS guna melayani pasien yang obatnya belum tersedia di apotik RS.
Dan ketiga; pemadaman listrik yang tidak diikuti dengan berfungsinya genset RS secara maksimal sehingga sangat mengganggu kenyamanan pasien.
Darius menambahkan khusus obat, pasien mestinya dimudahkan untuk mengambil obat di apotik penyangga secara gratis.
" Untuk membuktikan tidak tersedianya obat di apotik RS, saya mampir terlebih dahulu di apotik RS dan loket pendaftaran untuk berbincang-bincang dengan para pasien dan petugas apotik guna mendengarkan apa yang mereka alami dan praktekan sebelum menemui Direktur RS." tandasnya.
Dikatakan Darius, ternyata benar menurut pasien dan petugas RS, banyak obat yang tidak tersedia di apotik RS.
" Kunjungan diterima Direktur RSUD, dr. Widyanto P. Adhy dan wakil direktur. Dalam pertemuan tersebut, saya menyampaikan keluhan pasien di atas dan meminta perhatian RS agar berupaya untuk memenuhi harapan pasien. Jangan biarkan pasien membeli obat dengan biaya sendiri. Jika ada kendala tertentu dalam pengadaan obat, silahkan ajukan kerja sama dengan apotik lain di luar RS agar melayani obat secara gratis," tegas Darius Beda Daton.
Lebih lanjut kata Beda Daton menambahkan, atau membuat tata cara pengembalian uang pasien melalui Peraturan Bupati sebagaimana yang telah dibuat RSUD Lewoleba dan RSUD Ngada. Hal tersebut telah tercantum dalam perjanjian kerja sama RS dan BPJS Kesehatan yang ditandatangani setiap tahun.
Meski demikian tutur Darius, kepada pihaknya Direktur RSUD menyampaikan berbagai kendala internal dan eksternal yang tidak mudah. Butuh dukungan Pemda Rote Ndao sebagai pemilik RS untuk dua hal
Pertama; tersedianya anggaran obat sesuai rencana kebutuhan obat RS setiap tahun dan Kedua; tersedianya anggaran untuk peningkatan daya listrik RS dan pengadaan genset baru.
Daya listrik RS saat ini lanjut dia, masih belum cukup untuk kebutuhan RS dan pengembangannya. Dua hal ini belum dipenuhi Pemda selaku pemilik RS. " Berbagai kendala tersebut segera kami koordinasikan ke Pemda Rote Ndao agar menjadi atensi guna meningkatkan layanan RS dan mencegah keluhan pasien berulang-ulang terhadap hal yang sama. Terima kasih kepada direktur dan jajaran atas kunjungan ini dan kami akan terus memonitor progress hasil pertemuan ini. Semoga bermanfaat," tutup Darius Beda Daton. [frs]