WahanaNews-NTT | Presiden Joko Widodo alias Jokowi bercerita pernah membentak Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati.
Sebab, Pertamina lambat dalam mengeksekusi investasi proyek kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Investasinya US$ 3,8 miliar sudah bertahun-tahun ini, sudah sebelum kita sudah ada, kemudian ada masalah, belum jalan-jalan juga," ujar Jokowi, dalam video yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021).
Ia mengatakan, perkara TPPI sudah menjadi perhatiannya sejak dilantik pada 2014.
Ia mengatakan, saat itu ia langsung memantau ke TPPI karena mengetahui bahwa proyek tersebut kalau jalan bisa menyelesaikan banyak hal.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Ini barang substitusi impor itu ada di situ semuanya. Semuanya. Turunan dari banyak sekali, petrokimia, petrochemical di situ," kata Jokowi.
Karena itu, kata dia, saat ia memantau terakhir ke sana, ia sempat membentak Dirut Pertamina lantaran persoalan itu.
"Sehingga waktu Bu Dirut saya ke sana yang terakhir, Bu Dirut cerita itu ya saya bentak itu karena memang benar, diceritain hal yang sama gitu lho. 'Bu, enggak enggak-enggak-enggak, saya enggak mau cerita itu lagi, saya sudah dengar dari cerita dirut-dirut sebelumnya.' Saya blak-blakan memang, biasa," ujar Jokowi.
Ia mengatakan tender sudah dilakukan dua kali dan sudah bolak balik diulang terus.
Ia pun menegaskan bahwa selalu mengikuti progres perjalanan proyek itu.
"Jangan pikir saya enggak ikuti. Kita ngerti satu dan dua tadi kita ngerti," katanya.
Jokowi mengatakan, negara ingin neraca transaksi berjalan bisa baik, neraca perdagangan baik, serta impor tidak banyak lantaran Indonesia bisa memproduksi sendiri.
"Karena kita punya industrinya, kita punya mesinnya, kita punya bahan bakunya. Kok enggak kita lakukan malah impor, itu yang saya sedih," tutur dia.
Dengan jalannya proyek ini, Jokowi yakin akan banyak impor barang yang hilang, terutama yang berkaitan dengan petrokimia dan segala turunannya.
"Saya sudah ke TPPI sudah turunannya sampai segitu banyaknya saya geleng-geleng betul. Barang kayak gini enggak cepat-cepat dijalankan, kalau saya 24 jam penuh saya kerjain agar ini segera jalan," ujar Jokowi.
Ia mengatakan, Pertamina dapat keuntungan dari situ, negara dapat keuntungan dari substitusi impornya, kemudian akhirnya neraca perdagangan baik dan transaksi berjalan menjadi baik.
"Rampung kita. Currency kita bisa anjlok kalau ini bisa kita selesaikan, tidak setiap bulan kita harus nyiapin dolar untuk bayar barang-barang impor tadi," tutur Jokowi. [dny]