Sikka WahanaNews-NTT | Sebagai langkah penguatan komitmen dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian AIDS, Tuberculosis dan Malaria (ATM) di Kabupaten Sikka, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) Provinsi NTT menggelar pertemuan kemitraan lintas sektor di aula Bapelitbang Sikka, Selasa (26/09/2023).
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Plh. Sekda Sikka, Robert Ray optimis bahwa eliminasi terhadap ATM itu bisa dilakukan jika semua lintas sektor mampu berkolaborasi.
Baca Juga:
Sekjend Gerindra Akui Agenda Pertemuan Prabowo dengan Megawati
Robert Ray menegaskan bahwa semua sektor memiliki peran yang sama untuk berkontribusi terhadap penurunan kasus yang bisa dibuktikan melalui komitmen dalam dokumen-dokumen perencanaan, entah itu di RKPD tahunan, RPD maupun didalam dokumen teknis di masing-masing OPD terkait dengan pendanaan untuk eliminasi ATM tersebut.
Untuk itu, Robert Ray yang juga menjabat sebagai Asisten 3 ini berharap agar komitmen yang sudah ada saat ini harus terus dipertahankan dan diperjuangkan, sehingga target menuju ‘three zero’ bisa tercapai.
Koordinator Program SR ADINKES Provinsi NTT, Dr. dr. Hyronimus Fernandez, M.Kes.
Baca Juga:
Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo Menunggu Hari Baik Tanpa Jadwal Pasti
Sementara itu, Koordinator Program SR ADINKES Provinsi NTT, Dr. dr. Hyronimus A. Fernandez, M.Kes, ketika diwawancarai media disela-sela kegiatan menjelaskan bahwa pertemuan lintas sektor ini sebagai bentuk advokasi untuk Pemerintah Daerah dan semua stakeholder di Kabupaten Sikka untuk sama-sama melihat besaran masalah ATM di Kabupaten Sikka dan Penyakit Menular lainnya yang selama ini masih ditangani sendiri-sendiri.
Hyronimus menyampaikan bahwa, untuk mengatasi masalah ini maka perlu melibatkan lintas sektor yang luas untuk bersama-sama gotong royong (keroyokan-Red).
Menurut dia, jika hal ini tidak dilakukan dan hanya membiarkan pada sektor kesehatan saja, maka ancamannya sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Hyronimus menjelaskan, jika persoalan ini hanya dilakukan dari sektor kesehatan saja maka masalah ini hanya akan bisa teratasi 25 hingga 30 persen saja, karena sambung dia, penyakit-penyakit tersebut sangat berhubungan dengan determinan lingkungan dan determinan perilaku.
Kabid PPM Bapelitbang Sikka, Hironimus Laja ketika memantau Penandatanganan Komitmen Bersama dalam rangka Eliminasi ATM di Kabupaten Sikka.
Dengan demikian lanjut Hyronimus, kedua determinan ini bisa berubah tergantung pada intervensi sektor-sektor non kesehatan, sehingga selama kita tidak menggerakkan sektor-sektor non kesehatan maka kita hanya berharap pada 25 sampai 30 persen hasil maksimal dari sektor kesehatan. “Jadi forum ini betul-betul sangat diperlukan,” pungkasnya sembari berharap agar forum tersebut langsung dikomandani oleh kepala wilayah (Bupati-red).
Lebih lanjut Hyronimus mengingatkan, jika tidak semua terlibat dalam mengantasi masalah ATM ini maka tentunya akan menjadi masalah besar.
Saat yang sama, Kepala Bapelitbang Sikka melalui Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Masyarakat, Hironimus Laja dalam keterangannya mengatakan, pertemuan kemitraan lintas sektor ini dilakukan dalam rangka mengeliminasi atau mengurangi prevalensi kesakitan sesuai target dari RPJMD.
Para Pemateri dalam Pertemuan Kemitraan Lintas Sektor.
Terkait rekomendasi, pria yang akrab disapa Nimus Laja ini menjelaskan, para pihak yang terlibat dalam lintas program maupun multi pihak harus bersama-sama memiliki komitmen untuk melakukan eliminasi terhadap ATM di Kabupaten Sikka.
“ Jadi bukan hanya pemerintah atau swasta tetapi juga dunia usaha dan juga kelompok-kelompok masyarakat semua kita gempur secara konvergensi,” tandasnya. [frs]