Baca Juga:
Wali Kota dr Susanti Paparkan Germas Melalui Gerakan Cegah Stunting dan Aksi Bergizi Kepada Ratusan Siswa
WahanaNews-NTT | Dalam rangka percepatan penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) maka perlu dilakukan advokasi bagi stakeholder dan tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas.
Advokasi tersebut dilakukan melalui Workshop bersama para Camat, Kepala Puskesmas dan Pengelola Program Kesehatan Masyarakat bertempat di Aula Sikka Convention Center (SCC), Kamis (31/08/2023).
Sekretaris Dinas Kesehatan, dr. Mersi Parera selaku Ketua Panitia penyelenggara Workshop dalam laporannya menjelaskan, GERMAS adalah sebuah gerakan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Baca Juga:
Kasum TNI Hadiri Germas Award 2023 Tingkat Kementerian dan Lembaga
Aksi ini juga kata Mersi, diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta dukungan untuk program infrastruktur berbasis masyarakat.
Dijelaskan Mersi, program GERMAS memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masayarakat serta pemukiman yang layak huni. Ketiganya sebut Mersi, merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup sehat.
Lebih lanjut dokter Mersi menyampaikan 7 (tujuh) langkah penting dalam menjalankan GERMAS, yakni; Melakukan aktifitas fisik, Makan buah dan sayur, Tidak merokok, Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, Melakukan cek kesehatan berkala, Menjaga kebersihan lingkungan dan Menggunakan jamban.
Stakeholder Peserta Workshop.
GERMAS perlu dilakukan secara baik, namun hasil implementasi di masyarakat masih jauh dari apa yang diharapkan, pungkas Mersi Parera.
Kata dia menambahkan, studi diet total yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada akhir tahun 2014 di 33 Provinsi menunjukkan kecukupan asupan zat gizi dan paparan cemaran kimia makanan yang di konsumsi penduduk Indonesia.
"Makanan-makanan yang tersedia yang tersedia di era modern ini sangat menggiurkan masyarakat dengan berbagai faktor pendukung, ditambah dengan kondisi masyarakat yang lebih mengutamakan bentuk makanan dibandingkan kandungan gizi dan dampak kesehatannya," ujar Mersi.
Menurut Mersi Parera, dari hasil SKMI 2014, rekomendasi kebijakan untuk pembangunan gizi perlu dirumuskan kebijakan penganekaragaman makanan pokok berbasis makanan lokal dan kebijakan untuk mengkonsumsi sayur dan buah melalui edukasi dan peningkatan ketersediaan sayuran dan buah dengan harga yang terjangkau, terang dia.
Pola makan yang salah akan berdampak pada kesehatan seseorang yang dapat mengidap penyakit tertentu terutama penyakit tidak menular.
Oleh karena itu tutur Mersi, GERMAS perlu ditingkatkan melalui promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat secara komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan pemerintah, swasta dan seluruh komponen masyarakat.
Saat yang sama Asisten 3 Setda Sikka, Robertus Ray dalam arahannya ketika membuka workshop tersebut meminta kepada seluruh stakeholder untuk terlibat aktif dalam menerpakan praktek Gerakan Masyrakat Hidup Sehat mulai dari struktur yang paling bawah. [frs]