Jelang Pemilihan Walikota Kupang WahanaNews-NTT | Ketua Umum Ormas Ikatan Persaudaraan Flobamora (IPF) Nusa Tenggara Timur, Neff, mengajak seluruh masyarakat Kota Kupang untuk memilih Pemimpin yang berintegritas dan mempunyai hati nurani saat pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang Periode 2024-2029 yang akan datang.
Menurutnya, Kota Kupang adalah sebuah kota dan sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota yang terbesar di Pulau Timor ini, terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian Barat Laut Pulau Timor.
Baca Juga:
Bawaslu Jakarta Barat Minta Ormas Aktif Mengawasi Tahapan Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta
Sebagai kota terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang didominasi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa. Kota Kupang juga dijuluki sebagai salah satu kota KASIH, ujar Neff.
Untuk itu kata dia, Pemimpin Kota Kupang ke depan tidaklah harus datang dari kalangan yang sudah memiliki kehebatan sejak lama. Bukan dari mereka yang sudah memiliki pengalaman yang banyak.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat Kota Kupang agar jeli dalam memilih kandidat baru Wali Kota Kupang periode 2024-2029 diamana pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang lebih mengutamakan integritas, independensi dan berkapasitas, pungkas Neff lagi.
Baca Juga:
Peran Ormas Penting dalam Sosialisasi Tahapan Pilkada Serentak di Sulawesi Utara
Menurut Ketua umum IPF ini, masyarakat Kota Kupang bertanggung jawab besar dalam menentukan kandidat sebelum terpilih. Jangan sampai memilih kandidat atas dasar ‘terkenalnya’ dia di masa lalu, tegasnya.
Tetapi harus juga melihat kandidat yang memiliki integritas dan punya kapasitas. Itulah yang harus dipilih. "Sebaiknya pilih pemimpin yang omong besar kerja juga besar, jangan cuman janji, karena masyarakat butuh bukti nyata," ungkap Neff.
“Jangan melihat orang dari kehebatan pangkatnya, nama besarnya, atau jabatan yang pernah disandangnya. Tapi lihat juga kandidat yang tidak terkenal namun punya batin yang baik dan independen,” ujarnya menambahkan.
Saat ini Indonesia masih dipandang dunia sebagai negara yang tingkat korupsinya luar biasa, bahkan lanjut Neff, termasuk Kota Kupang. Hal ini juga berpengaruh kepada investasi yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Neff menegaskan, inilah saatnya untuk menentukan pilihan dengan memilih pemimpin yang berintegritas ke depannya. "Gunakan hati nurani serta nalar. Tidak usah melihat jabatan atau pangkatnya, lebih baik track recordnya baik. Itu yang harus didahulukan,” tegas Ketua umum IPF ini.
Dia mengingatkan, kalau sampai salah memilih akan menjadi masalah besar. Karenanya, jika mau Wali Kota terpilih nanti sesuai dengan keinginan masyarakat, pilihlah kandidat yang berani, independen, rekam jejaknya jelas dan tidak memiliki masalah dalam lingkaran kekuasaan, tandas Neff.
Ia menerangkan bahwa, seorang pemimpin haruslah yang memiliki jiwa ‘patos’, yaitu merasakan penderitaan orang lain dan kepekaanya sangat tinggi atas masalah yang diderita masyarakat. “Pimpinan harus mampu menerima signal yang menjadi problema masyarakat luas. Jika salah pilih, maka sama saja bunuh diri,” ujarnya.
Maka, beberapa catatan yang harus menjadi pertimbangan yakni, rekam jejak yang bersih dan paham akan permasalahan korupsi. Tidak ada catatan kelam atas pelanggaran hak asasi manusia. Tidak pernah ada catatan terima uang guna kepentingan asing dan kekuasaan serta kapitalis. Serta tingkat kematangan psikologis juga harus menjadi perhatian, pungkas Neff.
“Masyarakat harus menggunakan hati nuraninya dan memilih yang benar-benar memiliki integritas,” tegas Ketua umum IPF lagi.
Jangan sampai hanya menjadi tukang monitoring. Hal ini akan menjadi ancaman dalam gaya pemimpin yang integritasnya tinggi“Jika sampai gagal menyaring mana yang baik dan buruk,” katanya.
Melihat situasi saat ini, dimana korupsi telah merembah berbagai sektor, maka sebagai Ketua umum IPF berharap pemimpin ke depan dapat mendengarkan suara rakyat yang sesungguhnya. Kuncinya sekarang ini berada di tangan Masyarakat Kota Kupang. [frs]