Rote Ndao, WahanaNews-NTT.co | Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Solar yang dijual secara eceran pada kios-kios kecil di Kabupaten Rote Ndao dinilai melebihi Harga Eceren Tertinggi (HET-Red). Akibatnya, banyak warga khususnya para sopir Dum Truck menjerit.
Tingginya harga solar eceran ini bukan saja berdampak kepada para sopir dumtruck namun juga dirasakan petani dan juga para pemilik kendaraan.
Baca Juga:
Megawati: Naiknya Harga BBM Hasil Pertimbangan Matang
Pantauan WahanaNews-NTT.co, salah satu pemilik dumptruck terlihat sedang mengeluh ketika mengetahui harga 1 liter solar di salah satu kios kecil yang terletak di Kelurahan Metina dijual dengan harga Rp. 17 ribu rupiah.
"Pembeli juga banyak yang ngeluh sama naiknya harga BBM ini. Kalau di pertamina solar 1 liter 8.700 rupiah. Tapi, di kios bisa jual dengan harga 2 kali lipat," kata pria yang enggan namanya di sebut ini kepada Media, Senin (09/10/2023).
Dirinya pun mengatakan kapal minyak baru selesai bongkar 3 hari lalu tapi masih saja kesulitan cari solar.
Baca Juga:
Harga BBM Naik, Dampak ke Harga Pangan Tak Lebih dari 8 Persen
Masih dalam pantauan media, pada Senin (09/10/2023), terlihat pembeli dan penjual sedang beradu argumen tentang harga solar yang di jual 2 kali lipat dari Harga Eceren Tertinggi.
Dalam argumen tersebut pembeli komplein, karna solar dijual 1 jerigen 5 liter dengan harga Rp. 90.000
Penjual mengatakan dirinya jual dengan harga demikian karena memang dibeli dari orang lain dengan harga Rp. 85.000. Sehingga ia bisa mendapatkan keuntungan dalam.5 liter tersebut Rp. 5.000, tutur sang penjual itu dalam argumentasinya.
Namun sang pembeli tak mau kalah. Dalam argumennya, Ia kemudian menyampaikan kepada pembeli bahwa sudah ada instruksi dari Kapolres Rote Ndao untuk menidak tegas penjual BBM yang menjual eceran di atas harga yang di tetapkan pemerintah sembari mengatakan jika dibiarkan terus seperti ini masyarakat bisa mati, ketus sang pembeli.
Ia pun berharap kepada pemerintah dan pihak kepolisian agar tidak diam dengan hal ini,.karena sanggat merugikan masyarakat, tutupnya. [frs]