WahanaNews-NTT | Maria Elisabeth Alce, S.Pd.SD sukses menjadikan SDN (Sekolah Dasar Negeri) Contoh, Maumere, Sikka, NTT sebagai sekolah model dan rujukan bagi sekolah-sekolah dasar lainnya di Kabupaten Sikka.
Kesuksesan dalam mewujudkan SDN Contoh menjadi sekolah model dan rujukan ini dilakukan setelah 8 (delapan) tahun dirinya dipercayakan menjadi Kepala Sekolah.
Baca Juga:
Kadin Jatim: Industri Hasil Tembakau Jatim Serap 40% Produksi Nasional
Demikian pernyataan Elisabeth Alce kepada WahanaNews.co disela-sela kegiatan peringatan HUT ke-60 SDN Contoh, Senin (01/08/2022) di Maumere.
Meski demikian pada awalnya, Alce sapaan akrabnya pernah merasa kurang percaya diri ketika dipercayakan menjadi kepala sekolah apalagi di SDN Contoh, karena menurut dia sama halnya dengan memikul beban berat.
“Pertama ketika dipercayakan saya sempat bercanda dengan pa kadis (pa Anis Rana-Red). Pa Anis Rana, saya ditempatkan di SDN Contoh di pundak saya memikul beban berat. Kemudian pa kadis balik bertanya kenapa ibu Alce kok bilang beban berat. Saya bilang dari namanya SDN Contoh,” ungkap Elisabeth Alce.
Baca Juga:
Industri Tembakau Dinilai Berperan Sebagai Penggerak Ekonomi di Daerah
Dihadapan Kadis PKO saat itu, Alce mengatakan bahwa SDN Contoh bukan sekedar sebuah nama, namun kita harus mewujudnyatakan Contoh itu dalam segala hal.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketika dirinya mulai masuk dan menjadi kepala sekolah ternyata ada banyak hal yang harus dibenahi. “Sebagai manager saya mulai menata, mengelola, bekerja sama dengan para guru.
Sebagai langkah awal, dirinya mulai dengan melakukan sosialisasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dengan motto “untuk mendidik satu orang semua orang harus ikut ambil bagian” sehingga sejak saat itu mulai terlaksana dan segera dilakukan pembenahan, tambah Alce.
Dalam hal pembenahan Elisabeth Alce menyebutkan, hal pertama yang ia lakukan adalah membenahi SDM melalui tenaga pendidik (Guru) dengan mengadakan IHT (In House Training) melalui pengalaman yang diperolehnya sendiri ketika menjadi Isntruktur K-13.
Sebab menurut dia, meskipun sarana dan prasarana di suatu sekolah sangat lengkap namun tidak ditunjang dengan SDM khususnya Guru maka mutu tidak akan terwujud.
“Pertama, saya melakukan In House Training dengan modal yang saya dapat pada saat menjadi instruktur K-13. Saya berbagi kepada teman-teman, dan akhirnya dalam perjalanan ketika itu kami ditawarkan sebuah program Sekolah Model dan harus melaksanakannya sesuai dengan 8 (delapan) Standar Pendidikan,” ketus Elisabeth Alce.
Delapan Standar Pendidikan itu yakni sebut Alce, Standar Isi, Kelulusan, Proses, Penilaian, yang termasuk dalam Standar Akademik. Sedangkan standar penunjangnya yakni non akademik antara lain, Standar Sarpras, PTK, Pengelolaan dan Pembiayaan.
“Awalnya kami benahi kurikulumnya. Kami duduk bersama dengan orangtua murid dan dukungan mereka sangat luar biasa. Selanjutnya khusus di PTK, orang tua memberikan apa yang mereka miliki untuk membiayai guru-guru yang bertugas waktu itu dengan jumlah siswanya 420 dalam 18 Rombongan Belajar (Rombel),” tuturnya mengisahkan.
Dalam perjalanan lanjut Alce, dirinya kemudian mengurangi jumlah rombel menjadi 13 karena jumlah guru yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah jumlahnya terbatas.
Sehingga secara perlahan dirinya mulai mengurangi jumlah tersebut agar disesuaikan dengan kemampuan orangtua untuk membiayai guru-guru tersebut meski saat ini masih terdapat 3 rombel yang dinakhodai oleh guru honor, ujar dia.
Alce mengakui, bahwa ketiga guru honor tesebut sangar luar biasa karena sudah dibimtek dan diadakan Fokus Group Diskusi setelah kegiatan pembelajaran kemudian setelah supervisi ada perubahan-perubahan menuju ketentuan standar, sehingga tahun 2016 pihaknya masuk menjadi Sekolah Model.
Lebih dari itu, Elisabeth Alce menjelaskan, selama tiga tahun berjalan pihaknya melakukan desiminasi menyampaikan Praktek Baik di LPMP untuk tingkat Provinsi dan meraih peringkat ketiga.
Untuk dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, Elisabeth Alce berharap agar kedepan SDN Contoh bisa menjadi Sekolah Penggerak melalui para gurunya yang masih berusia muda. [frs]