WahanaNews-NTT | Bjorka, hacker yang sempat bikin heboh warga Indonesia, kembali muncul dan berkicau di Tweeter. Kali ini dia mengklaim berhasil meretas 44 juta data milik MyPertamina.
Dilansir dari kanal youtube Chocotube, hacker tersebut menuliskan, ukuran data yang dimilikinya dari MyPertamina adalah sebesar 30 gigabyte (GB), dengan terkompresi menjadi 6 GB.
Baca Juga:
Kepala BSSN Ungkap Sepanjang 2022 Ransomware Dominasi Serangan Siber di RI
Bjorka mengklaim data tersebut diperolehnya selama November 2022.
Data yang ia dapatkan terdiri dari nama, email, NIK, NPW, nomor telepon dan pengeluaran pengguna. Terdapat pula link berisi contoh data akun dan transaksi dari data-data yang didapatnya tersebut.
Bjorka menyebut hendak menjual data-data yang diperolehnya itu. Ia menuliskan harga jual data MyPertamina yang dimilikinya sebesar US$ 25.000 (setara Rp392 juta), tapi dengan pembayaran melalui Bitcoin.
Baca Juga:
BSSN Sudah Berikan Data Identifikasi ke Dittipidsiber Polri, Bjorka Belum Juga Tertangkap
Sebagaimana diketahui, MyPertamina adalah platform layanan transaksi berbasis digital milik Pertamina yang terintegrasi dengan aplikasi LinkAja. Platform ini digunakan untuk melakukan pembayaran non-tunai saat pengisian BBM di SPBU.
Sebelum ramai di Tweeter ataupun Telegran, aksi Bjorka pertama kali terbongkar di sebuah situs web forum bernama breached.to atau Breach Forum. Inilah sebuah forum diskusi online yang di dalamnya terdapat semacam lapak jual-beli.
Ada pula tutorial, hiburan dan sebagainya di web forum ini. Banyak transaksi-transaksi di sini menggunakan mata uang kripto, seperti Etherum dan Bitcoin.
Sebelumnya, Bjorka mengklaim telah mengantongi 26 juta history browsing (jejak pencarian) pelanggan IndiHome. Data-datanya mencakup keyword, email, nama, jenis kelamin, hingga nomor induk kependudukan (NIK).
Selain itu, ia mengklaim telah beraksi membocorkan 1,3 miliar data registrasi SIM Card milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo). Data tersebut memiliki nilai jual sebesar
[email protected] (setara 745,6 juta rupiah).
Ukuran datanya sebesar 87 GB dan diklaim berisi NIK, nomor telepon seluler, provider telekomunikasi, dan tanggal registrasinya.
Namun, teka-teki sumber kebocoran data tersebut belum diketahui hingga sekarang. Pihak Keminfo RI mengklarifikasi bahwa sampel data yang beredar tersebut bukan dari pihaknya.
Tak cuma itu, Bjorka juga berulah dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada 6 September 2022. Melalui akun tweeternya, ia mengklaim telah meretas 1,5 juta data masyarakat Indonesia di lembaga tersebut.
Teranyar, Bjorka mengklaim berhasil membocorkan data berupa daftar judul dan nomor surat, termasuk dokumen rahasia untuk Presiden Jokowi dari Badan Intelijen Negara (BIN). [frs]