NTT.WahanaNews.co-Sikka| Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera mengingatkan kepada semua guru penggerak di Kabupaten Sikka harus punya Proyek Perubahan (Proper) yang ia sebut sebagai metode atau cara baru yang inovatif, tidak hanya sebatas kreatif.
Hal ini disampaikan pria yang akrab disapa Alvin Parera ini ketika membuka kegiatan Lokakarya 7, Panen Hasil Belajar bagi Calon Guru Penggerak (CGP) Kabupaten Sikka angkatan 11 di aula Mardiwiyata Maumere, Sabtu (07/12/2024).
Baca Juga:
Sekda HSU Adi Lesmana: Program Pendidikan Guru Penggerak Penting untuk Meningkatkan Mutu
Alvin menegaskan apapun terminologinya, yang penting sama bahwa setiap orang harus memiliki cara dan metode baru yang inovatif tidak hanya sebatas kreatif. Inovatif itu artinya mengandung unsur kebaruan, itulah yang membedakan, bahwa ada kebaruan.
Menurut dia, dengan inovatif atau kebaruan itu diharapkan mampu menyeselaikan persoalan kita dalam jangka pendek.
Tentu dengan metode praktis yang sudah dipilih menjadi proyek perubahan ini, maka kata Alvin diharapkan bisa menjawab permasalahan kita di bidang pendidikan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Baca Juga:
76 CGP Angkatan 10 Gelar Festival Panen Hasil Belajar
Jika proper ini tidak diaplikatifkan, maka sungguh tidak mempunyai orientasi kepada outcome, apalagi benefit dan impact, sehingga Ia berharap orientasi dari semua Guru Penggerak adalah berpikir Outcome bukan output. “Asalkan sudah terima Sertifikat maka selesai,” ungkap Alvin sembari menyatakan bahwa bukan itu yang diharapkan namun apa outcome dari proses yang sudah dijalani selama ini.
Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera.
Untuk terus mendukung Program Guru Penggerak, selaku Penjabat Bupati Sikka Alvin Parera mengungkapkan keyakinannya bahwa setelah mencermati aktivitas dan hasil aksi nyata pada kegiatan Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Calon Guru Penggerak maka program Guru Penggerak mampu menciptakan Pemimpin Pembelajaran yang dapat mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid.
“Saya menyambut baik kebijakan bahwa Guru Penggerak kedepan diberikan ruang dan prioritas untuk menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, sehingga pemimpin-pemimpin generasi berikutnya adalah pemimpin yang benar-benar berkualitas karena telah melewati pendidikan Guru Penggerak,” ujar Alvin.
Alvin menyatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka siap mengangkat Guru Penggerak yang telah memenuhi syarat dan sesuai regulasi untuk menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
“Saya menyatakan tekad untuk semakin memperkuat komitmen terhadap Program Guru Penggerak sebagai bentuk dukungan dari tarnsformasi pendidikan di Kabupaten Sikka. Saya mengajak guru-guru di Kabupaten Sikka yang memenuhi syarat untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik melalui Program Guru Penggerak,” pungkasnya.
Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar CGP Angkatan 11 Kabupaten Sikka.
Sementara itu, Plt. Kepala BGP Provinsi NTT, Dr. Subandi dalam sambutannya yang dibacakan Mario, salah satu staf pada kantor BGP Provinsi NTT mengungkapkan, Program Guru Penggerak sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain mempersiapkan guru-guru terbaik untuk menjadi pemimpin pembelajaran.
Melalui berbagai aktifitas jelas Subandi, pembelajaran para kandidat pemimpin pemebelajaran masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pembangunan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah.
Mario, salah satu staf BGP Provinsi NTT ketika membacakan sambutan Plt. Kepala BGP Provinsi NTT, Dr. Subandi, M.M.
Harapannya, selain nanti menjadi pemimpin unggul juga dapat menjamin mutu pendidikan di Satuan Pendidikan, dimana keberpihakan pada murid selalu menjadi orientasi utama. “Perlu diingat bahwa selama mengikuti pembelajaran di Program Pendidikan Guru Penggerak, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan,” tandas Subandi.
Subandi menjelaskan, BGP Provinsi NTT mengelola Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 dalam tiga model, yaitu :
1. PGP Reguler di 21 Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta hingga Lokakarya 7 ini sebanyak 1.174 CGP dengan jumlah Fasilitator sebanyak 98 orang dan Pengajar Praktik sebanyak 232 orang.
2. PGP Rekognisi dengan jumlah peserta sebanyak 50 CGP dengan Fasilitator Pemandu sebanyak 5 orang.
3. PGP Daerah Khusus dengan jumlah peserta sebanyak 26 CGP dengan Fasilitator sebanyak 4 orang.
Lebih lanjut kata Subandi, pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang syarat dengan refleksi dan praktik langsung. Salah satu rangkaian kegiatan PGP adalah Lokakarya 7, yaitu Panen Hasil Belajar yang bertujuan :
1. CGP dapat menjelaskan proses yang dialami dan praktik baik yang didapatkan dalam mengembangkan program yang berdampak kepada murid.
2. CGP dapat menjelaskan saran untuk pengembangan program dari para pengunjung.
3. CGP dapat membagikan hasil pembelajaran selaa 6 bulan dan dampaknya terhadap diri kepada undangan Lokakarya (Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, Komunitas Daerah).
Lokakarya 7 ini dilaksanakan selama 2 hari, dimana hari pertama CGP melaksanakan kegiatan Kelas Berbagi melalui akivitas kelompok bersama Pengajar Praktik selama 3 JP. Sedangkan di hari kedua CGP melaksanakan kegiatan Kelas Berbagi secara Pleno bersama PP dan melaksanakan Pameran Hasil Program selam 5 JP. [frs]